Menemukan harmoni tubuh dan jiwa: Menikmati kesehatan melalui puasa Ramadhan

- 2 Maret 2024, 16:35 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan - Menemukan harmoni tubuh dan jiwa: Menikmati kesehatan melalui puasa Ramadhan
Ilustrasi puasa Ramadhan - Menemukan harmoni tubuh dan jiwa: Menikmati kesehatan melalui puasa Ramadhan / /Pixabay

WartaBulukumba.Com - Di penghujung siang yang panjang, ketika langit mulai berlabuh pada senja, terdengar bisikan lembut Ramadhan yang mengajak kita pada perjalanan kesehatan. Ada ritme sakral yang berdendang, menyusuri lekuk-lekuk kota, membawa pesan akan pentingnya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Di setiap sudut, lampu-lampu masjid berkelip, bagai nyanyian cahaya yang menuntun langkah ke arah ketenangan dan kesejahteraan.

Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menelusuri jalan kesehatan yang lebih holistik, menciptakan harmoni antara fisik dan spiritual.

Penelitian yang dipublikasikan di "Journal of Nutrition and Metabolism" menunjukkan bahwa puasa, bila dilakukan dengan benar, dapat memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan tubuh.

Dari pengaturan metabolisme hingga peningkatan fungsi otak, puasa menawarkan lebih dari sekadar ritual spiritual, melainkan juga jalan menuju kesehatan yang optimal.

Baca Juga: Kulit tetap sehat selama puasa, simak rahasianya

Menyelami Kedalaman Kesehatan Melalui Puasa

Ketika Ramadhan beranjak ke tengah, kita memasuki babak baru dalam narasi kesehatan. Puasa, yang sering kali disalahpahami sebagai sekadar menahan lapar dan dahaga, sejatinya adalah undangan untuk menemukan keseimbangan dan harmoni dalam tubuh.

Seperti yang dijelaskan dalam buku "The Fasting Cure" oleh Upton Sinclair, puasa merupakan kesempatan untuk memulihkan dan meremajakan tubuh kita dari beban rutinitas makan yang terkadang berlebihan.

Baca Juga: Jangan mager saat puasa! Terapkan 7 tips ini agar tidak mengantuk dan lemas selama berpuasa

Studi terkini dalam "British Journal of Nutrition" mengungkapkan bahwa puasa intermittent, serupa tapi tak sama dengan yang dilakukan selama Ramadhan, dapat meningkatkan metabolisme, mengurangi risiko penyakit kronis, dan memperkuat sistem imun. Di sini, puasa tidak hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga alat kesehatan yang ampuh.

Dalam diamnya malam Ramadhan, ketika kita menahan diri dari kebiasaan makan malam, tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.

Ini adalah waktu ketika sel-sel tubuh melakukan proses perbaikan dan detoksifikasi, seperti yang dijelaskan dalam "The Longevity Diet" oleh Valter Longo. Proses ini, yang dikenal sebagai autofagi, adalah inti dari pembaruan seluler, membantu tubuh kita untuk membuang komponen yang tidak lagi diperlukan atau merusak.

Baca Juga: Benarkah makan nasi di waktu sahur penyebab mengantuk saat puasa?

Puasa Sebagai Symphony Kesehatan

Menuju akhir Ramadhan, kita diajak untuk merenungkan bagaimana praktik puasa telah mempengaruhi tubuh kita. Seperti sebuah symphony yang merangkai nada-nada indah, puasa telah mengajarkan kita tentang irama makan yang lebih seimbang, istirahat yang cukup, dan pemahaman yang lebih dalam tentang tubuh kita.

Dalam "The Body Keeps the Score" oleh Bessel van der Kolk, kita belajar bahwa tubuh kita merupakan gudang cerita, menyimpan setiap pengalaman, stres, dan emosi. Puasa memberi kesempatan untuk membersihkan cerita-cerita tersebut, membuka jalan bagi narasi baru yang lebih sehat dan harmonis.

Ramadhan bukan hanya tentang menjalankan ibadah, tetapi juga tentang merayakan dan merawat tubuh kita. Dengan mengakhiri bulan suci, kita tidak hanya telah menyelesaikan serangkaian ibadah, tetapi juga memulai perjalanan baru menuju kesehatan yang lebih holistik, di mana tubuh dan jiwa beriringan dalam harmoni.***(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah