WartaBulukumba - Sebelumnya Facebook dan YouTube memberlakukan pemblokiran terhadap akses Militer Myanmar di platform mereka.
Kini Google pun ikut turun ke 'gelanggang pemblokiran' terhadap junta militer di negara yang sedang bergolak itu.
Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, Google dan aplikasi perpesanan milik Rakuten, Viber, akhirnya memberi respon pada Rabu 10 Maret 2021 atas permintaan para aktivis untuk membatasi akses ke layanan perusahaan mereka.
Baca Juga: Korban terus berjatuhan di Myanmar, militer menyerukan ancaman pembunuhan
Pihak mereka mengabarkan saat ini sedang meninjau iklan yang dijalankan oleh perusahaan telekomunikasi yang didukung militer Myanmar setelah kudeta.
Hal itu terungkap dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Justice for Myanmar, sebuah kelompok advokasi yang mengamati kepentingan bisnis para tentara.
Kelompok ini menemukan bahwa Google dan Viber menjalankan iklan baru untuk Mytel, perusahaan telekomunikasi Myanmar yang sebagian pemiliknya adalah tentara.
Baca Juga: Perusahaan baterai mobil listrik Swedia, Northvolt membeli startup AS, Cuberg
Yadanar Maung, perwakilan Justice for Myanmar merasa terkejut jika Google dan Viber mendapat untung dengan menjual iklan untuk bisnis militer Myanmar itu.