Korban terus berjatuhan di Myanmar, militer menyerukan ancaman pembunuhan

- 10 Maret 2021, 21:53 WIB
Untuk melindungi para demonstran yang akan ditangkap, suzter ini kembali berlutut di hadapan Militer Myanmar.
Untuk melindungi para demonstran yang akan ditangkap, suzter ini kembali berlutut di hadapan Militer Myanmar. /twitter.com/CardinalMaungBo//

WartaBulukumba - Kisruh di Myanmar terus menelan korban. Warga ditangkap dan ditahan. Pihak militer bahkan menyerukan ancaman pembunuhan melalui media sosial. Orang-orang ketakutan tetapi tak melepas harapan dari genggaman.

Di kota New York, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) gagal mengusung rencana penyelamatan. Pernyataan yang menyerukan pengekangan kepada militer yang semakin ganas menembaki warga belum juga mendapat persetujuan dari para delegasi.

Pernyataan untuk mengakhiri kudeta dan membebaskan mereka yang tersandera, masih disimpan guna mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.

Baca Juga: Rapat kembali bahas banjir, Andi Utta: 'Saya mohon untuk dikerja bukan dicerita'

Dilansir wartaBulukumba dari Reuters, Rabu 10 Maret 2021, pertemuan para diplomat pada Selasa malam berakhir dengan amandemen yang disarankan oleh China, Rusia, India dan Vietnam untuk draft Inggris, termasuk penghapusan referensi untuk kudeta dan pernyataan untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.

Pada Rabu 10 Maret 2021, polisi menyerbu sebuah kompleks di perumahan staf kereta api yang terletak di kota Yangon.

Mereka mengepung ratusan pengunjuk rasa di distrik Okkalapa Utara, di bagian kota yang lain negara itu.

Baca Juga: Amazon Echo dan Google Home dapat memantau detak jantung Anda

Saksi mata menyebutkan lebih dari 100 orang ditangkap di dua lokasi yang berbeda itu.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x