WartaBulukumba - Militer Myanmar sedang 'dikepung' oleh tindakan keras dari berbagai platform di jagat maya.
Setelah Facebook memberlakukan larangan semua halaman yang terkait dengan Militer Myanmar beredar di platformnya, sejumlah platform media sosial lainnya juga bergulat dengan berbagai cara untuk membatasi konten militer dan maraknya ujaran kebencian dan informasi yang salah di Myanmar.
Juru bicara YouTube menyatakan pada Jumat 5 Maret 2021, bahwa platform tersebut telah menghapus lima channel YouTube dari jaringan televisi Myanmar yang dikelola militer yang berada di platformnya setelah kudeta di negara tersebut berlangsung.
Baca Juga: Kolaborasi Moderna dan IBM mendigitalisasi data Vaksin Covid-19
"Kami telah menghentikan sejumlah channel YouTube dan menghapus beberapa video dari YouTube sesuai dengan pedoman komunitas kami dan hukum yang berlaku," kata juru bicara YouTube.
Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, Jumat 5 Maret 2021, saluran yang dihapus termasuk jaringan negara, MRTV, (Myanma Radio and Television) serta Myawaddy Media milik militer, MWD Variety dan MWD Myanmar.
Penghapusan channel YouTube tersebut terjadi selama pekan paling berdarah sepanjang protes anti-kudeta pada Rabu, 3 Maret 2021.
Baca Juga: Voting secara cepat di KLB, Moeldoko Ketua Umum Demokrat
Peristiwa paling berdarah itu terjadi ketika pasukan keamanan mencoba membubarkan demonstrasi dan menggunakan peluru tajam di beberapa daerah.