Dewan Keamanan PBB masih mempertimbangkan sanksi untuk Militer Myanmar

- 4 Maret 2021, 14:47 WIB
Demonstran di Myanmar tiarap ketika polisi menembakkan senjata.
Demonstran di Myanmar tiarap ketika polisi menembakkan senjata. /REUTERS/Stringer

WartaBulukumba - Beberapa negara Barat yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Uni Eropa memberikan tanggapan balik dengan mempertimbangkan sanksi yang ditargetkan untuk menekan militer Myanmar.

Sikap itu untuk merespon pernyataan militer Myanmar yang mengatakan siap untuk menahan sanksi dan isolasi setelah kudeta 1 Februari yang disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu, 3 Maret 2021.

Sebanyak 15 anggota Dewan Keamanan turut menyuarakan keprihatinan mereka atas keadaan darurat tersebut. Tetapi sayang, mereka tak kuasa berbuat banyak karena ditentang oleh Rusia dan China. Kedua negara itu memandang masalah Myanmar adalah urusan internal negeri itu dan mereka tak berhak ikut andil.

Baca Juga: Polisi Myanmar kian ganas, 38 demonstran tewas

"Saya berharap mereka menyadari bahwa ini bukan hanya urusan internal, tapi juga mengenai stabilitas kawasan," ungkap delegasi Myanmar untuk PBB, Schraner Burgener, mengenai respon yang diberikan oleh China dan Rusia.

Dalam percakapannya yang terakhir kali dengan salah seorang pejabat Militer Myanmar, Soe Win, mengungkapkan bahwa setelah satu tahun mereka berniat mengadakan pemilihan lagi. 

“Jelas, menurut saya, taktiknya sekarang adalah menyelidiki orang-orang NLD untuk memenjarakan mereka,” kata Schraner Burgener.

Baca Juga: Panas! Pesawat pembom AS mengudara di angkasa Baltik

"Pada akhirnya NLD akan dilarang kemudian mereka mengadakan pemilihan baru, di mana mereka ingin menang dan mereka bisa terus berkuasa," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah