Kisah Mya, korban pertama dalam aksi protes di Myanmar

- 12 Februari 2021, 16:08 WIB
Massa aksi Myanmar turun ke Jalanan melakukan protes menentang junta militer dengan memberikan salam tiga jari seperti  film ‘The Hunger Games’, di  Yangon, Myanmar Photograph: Reuters
Massa aksi Myanmar turun ke Jalanan melakukan protes menentang junta militer dengan memberikan salam tiga jari seperti film ‘The Hunger Games’, di Yangon, Myanmar Photograph: Reuters /Foto: Screnshoot laman The Guardian./

WartaBulukumba - Mya Thwate Thwate Khaing, seharusnya merayakan ulang tahun ke-20 dengan bahagia pada Kamis, 11 Februari kemarin.

Tidak semua hari ulang tahun memiliki kue tart maupun nyanyian pesta. Tepat  di hari ulang tahunnya, Mya harus terbaring dalam keadaan koma di rumah sakit. Sebutir peluru pasukan anti huru hara bersarang di kepalanya.

Mya yang seorang pekerja toko bahan makanan, yang di dadanya bergemuruh kobaran api kebebasan, melakukan perjalanan menuju Naypyitaw, ibu kota baru Myanmar.

Baca Juga: Bayern Munich memperpanjang Dominasi Eropa di Piala Dunia Antar Klub

Tujuannya hanya satu, bergabung dengan puluhan ribu orang lainnya menuntut diakhirinya kudeta yang dipimpin militer sejak pekan lalu.

Seperti dilansir dari Reuters, Jumat 12 Februari 2021,  tentara Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari lalu dan menahan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi, guna mengakhiri transisi panjang menuju demokrasi. Akibatnya, puluhan ribu demonstran turun ke jalan.

Mya diketahui sebagai korban pertama dalam aksi protes itu.

Baca Juga: Politisi PKS: Perlu revisi UU ITE, pasal karet membuat masyarakat takut sampaikan kritik

Sebuah unggahan video yang diverifikasi Reuters, menunjukkan detik-detik Mya tertembak. Mya berdiri tepat di depan barisan demonstran, berhadapan dengan barisan polisi anti huru hara.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah