Pegawai Pemerintahan di Myanmar ikut Mogok Kerja untuk menentang Militer

- 11 Februari 2021, 22:51 WIB
Potret situasi demonstrasi menentang kude militer Myanmar.
Potret situasi demonstrasi menentang kude militer Myanmar. //Reuters/Stringer

WartaBulukumba - Gelombang aksi protes besar-besaran terhadap kudeta militer di Myanmar memasuki hari keenam. 

Semakin banyak rakyat Myanmar yang sengaja mogok kerja dalam pekan ini. Mereka lebih memilih ikut aksi demonstrasi menentang junta militer. Sebagian terdiri dari guru, pegawai negeri, pegawai kereta api, dan lainnya.

Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin junta baru Myanmar pada hari Kamis 11 Februari 2021, meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja dan mendesak orang-orang untuk menghentikan pertemuan massal untuk menghindari penyebaran virus korona.

Baca Juga: Polisi Myanmar dilatih Uni Eropa dalam Teknik Pengendalian Massa

Jenderal Senior Min Aung Hlaing dalam 'protesnya' untuk pertama kalinya di depan umum, menyalahkan "orang yang tidak bermoral" yang lebih memilih berhenti bekerja lalu ikut terlibat dalam geralkan pembangkangan sipil.

Gerakan itu kian membesar dan diikuti oleh petugas medis, guru, pekerja kereta api dan banyak pegawai pemerintah lainnya.

“Mereka yang sedang jauh dari tugas diminta segera kembali menjalankan tugasnya untuk kepentingan negara dan rakyat tanpa memusatkan perhatian pada emosi,” ujar Hlaing.

Baca Juga: Komnas HAM siap serahkan Barang Bukti Penembakan Laskar FPI ke Mabes Polri

Pengambilalihan kekuasaan terhadap pemerintahan sipil dengan alasan kecurangan demokrasi pada pemiu lalu dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi bersama dengan sejumlah orang lainnya telah memicu demonstrasi terbesar sejak “Revolusi Saffron” 2007. 

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x