Radhar Panca Dahana menutup usia

- 22 April 2021, 22:54 WIB
Radhar Panca Dahana.
Radhar Panca Dahana. /Jurnal Medan

Cerpen Radhar Panca Dahana kala itu juga mengisi media massa cetak, seperti majalah remaja Gadis, Nona, dan Hai, bahkan, majalah dewasa, seperti Keluarga, Pertiwi, dan Kartini.

Karier Radhar sebagai jurnalis pemula semakin berkembang ketika ia diterima bekerja di harian Kompas. Valens Doy, wartawan senior berpengaruh, menempatkannya sebagai pembantu reporter atau reporter lepas. Ia diminta menulis rubrik apa saja: olahraga, kebudayaan, pendidikan, berita kota tentang kriminalitas, dan hukum.

Baca Juga: Safari Ramadhan Pemkab Bulukumba tahun ini sangat berbeda

Radhar Panca Dahana menulis banyak buku, di antaranya: Homo Theatricus, Menjadi Manusia Indonesia (esai humaniora, 2002), Jejak Posmodernisme (2004), Inikah Kita; Mozaik Manusia Indonesia (esai humaniora, 2006), Dalam Sebotol Coklat Cair (esai sastra, 2007).

Buku antologi puisinya, antara lain, Simponi Duapuluh (1988) dan Lalu Waktu (2003) 

Kumpulan cerpennya, antara lain: Masa Depan Kesunyian (1995), Ganjar dan Si Lengli (1994),  Cerita-Cerita dari Negeri Asap (2005).

Kumpulan dramanya: Metamorfosa Kosong (2007).

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo: mengenang Kartini baiknya juga mengenang Kartono

Memimpin kelompok Teater Aquilla, Telaga, dan Teater Kosong Radhar Panca Dahana terpilih sebagai satu di antara lima seniman muda masa depan Asia versi NHK (1996).

Ia juga pernah meraih Paramadina Award (2005), serta menjadi Duta Terbaik Pusaka Bangsa dan Duta Lingkungan Hidup (sejak 2004).

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah