WartaBulukumba - Radhar Panca Dahana menutup usia di malam yang baik dan bulan yang baik.
Ulama dan sastrawan KH Mustofa Bisri tetiba mengabarkan duka itu melalui akun Instagram-nya @s.kakung, pada Kamis malam 22 April 2021, pukul 23.00 Wita.
"Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'űn...
Malam ini mendengar berita: satu lagi saudaraku yang baik, Radhar Panca Dahana pulang ke rahmat Allah.
Pejuang kebudayaan yang tulus itu wafat di malam baik di bulan baik. Semoga Allah menerima segala amal baiknya dan mengampuni segala kesalahan-kesalahannya. Allahummaghfir lahu warhamhu wa'ãfihi wa'fu 'anhu... Al-Fãtihah.
Semoga keluarga yang ditinggalkannya dianugerahi kekuatan dan ketabahan. AzhzhamaLlãhu ajrahum wa ahsana azã-ahum," unggah KH Mustofa Bisri.
Baca Juga: Kajian Perpres sudah final, potong gaji ASN untuk bayar zakat
Indonesia dan juga dunia mengenal Radhar Panca Dahana sebagai seorang esais, sastrawan, kritikus sastra, dan jurnalis. Ia pun bergiat sebagai pekerja dan pengamat teater. Belakangan Radhar juga kerap muncul dalam kanal YouTube pribadinya dengan konten esai politik.
Timbunan karya esai, kritik, karya jurnalis, kumpulan puisi, naskah drama, pertunjukan teater, dan beberapa buku tentang teater lahir dari jejari, imajinasi, dan pemikirannya.
Siapakah sebenarnya Radhar Panca Dahana? Berikut penggalan jejaknya, telusur WartaBulukumba pada berbagai sumber.
Baca Juga: Prostitusi online melalui MiChat pekerjakan anak-anak dibawah umur
Radhar mulai menghirup udara dunia di Jakarta pada 26 Maret 1965. Nama Radhar sebenarnya merupakan singkatan nama kedua orang tuanya: Radsomo dan Suharti.