Bentrokan pecah di Myanmar, demonstran pro militer pun turun ke jalan

- 25 Februari 2021, 15:18 WIB
Aksi demonstrasi dengan seruan Anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 22  Februari 2021.
Aksi demonstrasi dengan seruan Anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 22 Februari 2021. /REUTERS / Stringer

Beberapa dari mereka mengancam fotografer berita, kata pekerja media, dan bentrokan pecah antara demonstran pro dan anti-militer. Seorang fotografer sedikit terluka, katanya.

Kemudian, pendukung militer melemparkan batu dan menembakkan ketapel, kata saksi mata, dan ada laporan penikaman yang belum dikonfirmasi.

Baca Juga: Militer Myanmar tidak bisa lagi menggunakan Facebok dan Instagram

Konfrontasi tersebut menggarisbawahi volatilitas di negara yang sebagian besar dilumpuhkan oleh protes dan kampanye pembangkangan sipil terhadap militer, yang telah diikuti oleh banyak profesional dan pegawai pemerintah.

Para dokter akan mengadakan protes pada hari Kamis sebagai bagian dari apa yang disebut revolusi jas putih.

Sementara itu, Facebook mengatakan telah melarang militer Myanmar untuk menggunakan platform mereka beserta dan platform Instagram-nya dengan segera. 

Baca Juga: Vaksin Pfizer 94% terbukti efektif menangkal Covid-19?

Juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menanggapi panggilan telepon Reuters yang meminta komentar.

Pasukan keamanan telah menunjukkan lebih banyak pengekangan dibandingkan dengan tindakan keras sebelumnya terhadap orang-orang yang mendorong demokrasi selama hampir setengah abad pemerintahan militer langsung.

Panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang mengikuti jalur demokrasi dalam menangani protes dan polisi menggunakan kekuatan minimal, seperti peluru karet, media pemerintah melaporkan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah