Bentrokan pecah di Myanmar, demonstran pro militer pun turun ke jalan

- 25 Februari 2021, 15:18 WIB
Aksi demonstrasi dengan seruan Anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 22  Februari 2021.
Aksi demonstrasi dengan seruan Anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 22 Februari 2021. /REUTERS / Stringer

Baca Juga: Ibu Jennie BLACKPINK bersyukur anaknya berkencan dengan G-Dragon BIGBANG

Meskipun demikian, tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas dalam kekerasan. Sebuah kelompok hak asasi mengatakan hingga Rabu, 728 orang telah ditangkap, dituntut atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan protes pro-demokrasi.

Tentara turun tangan untuk menggulingkan pemerintah dengan mengatakan keluhan militer atas penipuan dalam pemilu 8 November, yang dilakukan oleh partai Suu Kyi seperti yang diharapkan, telah diabaikan.

Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu adil. Tentara mengatakan tindakannya berada dalam konstitusi dan berjanji untuk mengadakan pemilihan baru setelah meninjau daftar pemilih.

Baca Juga: Perkuat keuangan digital, BUMDes jadi sasaran mitra Bank Sulselbar

Suu Kyi telah ditahan tanpa komunikasi sejak kudeta, di rumahnya di ibu kota, Naypyitaw, tetapi partainya mengatakan kemenangan November harus dihormati.

Masalah pemilu telah muncul di tengah upaya diplomatik pertama untuk menemukan jalan keluar dari krisis, dengan Indonesia memimpin dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Menteri luar negerinya mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah mengadakan pembicaraan intensif dengan militer Myanmar dan perwakilan dari pemerintah yang digulingkan.

Baca Juga: Liverpool tak bernafsu lagi memburu gelar Liga Inggris

Menteri Retno Marsudi bertemu dengan menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk militer, Wunna Maung Lwin, untuk melakukan pembicaraan di ibukota Thailand pada hari sebelumnya.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah