Tragedi Bangkal Seruyan: Seorang warga tewas diduga ditembak polisi

- 9 Oktober 2023, 12:54 WIB
Ilustrasi  -  Tragedi Bangkal Seruyan: Seorang warga tewas diduga ditembak polisi
Ilustrasi - Tragedi Bangkal Seruyan: Seorang warga tewas diduga ditembak polisi /Pexels

Aparat gabungan di lokasi segera mengamankan aksi warga tersebut. Polisi dan TNI mengajak masyarakat untuk tidak melakukan panen massal. Namun, tutur Erlan, warga tetap bersikeras dan melakukan perlawanan dengan cara melempar batu, katapel, egreg, bom molotov, dan lainnya.

Dari aksi anarkis warga itu, Erlan menyebut ada sekitar 20 orang diamankan, termasuk mereka yang membawa senjata. Informasi lainnya, dari 20 orang tersebut ada sekitar 5 warga yang kedapatan positif narkoba.

Baca Juga: Kasus Pulau Rempang: Ada konspirasi investasi terselubung?

Konflik warga dan polisi pecah di kebun kelapa sawit PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Dilaporkan satu orang tewas dan satu orang lainnya dirawat, akibat luka tembak.

Personel gabungan ditempatkan di kebun sawit itu untuk melihat situasi dan memastikan semua tetap kondusif sehingga masyarakat bisa melaksanakan kegiatan seperti biasa. Namun, beberapa waktu lalu sekelompok orang melakukan tindakan anarkis dengan membawa sejumlah tuntutan, salah satunya meminta adanya kebun plasma untuk masyarakat setempat.

Erlan menuturkan, sebelum terjadi bentrokan, masyarakat dan perusahaan telah melakukan mediasi dan melakukan kesepakatan. Proses kesepakatan pun mulai berjalan untuk merealisasikan hal tersebut.

Baca Juga: Pulau Rempang: Antara warisan sejarah dan investasi besar

Disinggung soal kabar adanya satu warga tewas dan korban luka akibat luka tembak, Erlan mengaku belum bisa membenarkan informasi tersebut. Pihaknya tengah mendalami informasi tersebut dengan melakukan pengecekan di rumah sakit.

"Terkait kabar adanya korban meninggal dunia, kami sedang melakukan pengecekan di rumah sakit, apakah itu betul ada yang meninggal dan luka. Apabila nanti ada korban meninggal maupun luka, maka kita akan melakukan proses penyelidikan," ucap Erlan di Sampit, Sabtu, 7 Oktober 2023, dikutip Pikiran-Rakyat dari Antara.

Menurut Erlan, personel gabungan yang ditugaskan di lapangan tidak dibekali peluru tajam. Mereka hanya dibekali gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x