Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Penculikan Sukarno-Hatta oleh pemuda Menteng 31

- 15 Agustus 2023, 20:44 WIB
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tak akan terjadi jika Sukarno-Hatta tidak diculik pemuda ke Rengasdengklok
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tak akan terjadi jika Sukarno-Hatta tidak diculik pemuda ke Rengasdengklok /Tangkapan Layar YouTube: MrGama3ana

Yang juga tak kalah penting adalah literatur berjudul "Api Sejarah 2" oleh Ahmad Mansur Suryanegara, terbit 2017 oleh Penerbit Surya Dinasti.

Di bawah sinar bulan yang lembut, Bung Karno dan Bung Hatta melangkah masuk ke dalam lorong waktu yang dipenuhi tantangan dan pengorbanan.

Tujuan utama dari peristiwa ini adalah jelas: mendesak keduanya untuk mempercepat Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Namun, dalam pertemuan antara golongan tua yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta dengan Mr. Achmad Subardjo dan golongan muda, terbentuklah kesepakatan yang lebur dalam dialog, tentang kapan tepatnya bendera kebangsaan akan berkibar menghentakkan angin kemerdekaan.

Baca Juga: Inilah sosok 9 Istri Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Saat itulah, kegigihan para pemuda teruji oleh pendirian tak goyah Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka mungkin berada dalam kungkungan waktu yang tak pasti, tetapi semangat kemerdekaan telah menyatu erat dengan jiwa mereka.

Sementara itu di Jakarta, Chaerul Saleh dan rekan-rekannya merangkai rencana besar untuk merebut kekuasaan. Namun, rencana tersebut terhenti dalam rintangan tak terduga, ketika dukungan dari anggota PETA tidaklah bulat seperti yang mereka harapkan.

Bulan Agustus yang malam itu membawa harapan baru dan kegelapan bersamaan. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia direncanakan untuk diumumkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Namun, pertanyaan krusial muncul: di mana dan bagaimana tepatnya momen bersejarah ini akan diungkapkan kepada dunia?

Baca Juga: Sepuluh Fakta unik dan istimewa tentang Soekarno

Pertimbangan Lokasi Pembacaan Teks Proklamasi

Dua lokasi dipertimbangkan: Lapangan IKADA yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Monas, dan rumah pribadi Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Akhirnya, pilihan jatuh pada rumah Bung Karno, untuk menghindari kerumunan dan potensi bentrokan dengan pasukan Jepang yang tengah berjaga-jaga di Lapangan IKADA. Teks proklamasi yang akan mengukir nasib bangsa ini diolah di Rengasdengklok, di tempat yang sederhana namun bersejarah, seperti harapan kemerdekaan yang tumbuh dari tanah yang sama.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah