Tan Malaka, di antara pemikiran, penjara, dan pergerakan

- 3 Juni 2021, 13:37 WIB
Salah satu buku berjudul Madilog oleh Tan Malaka
Salah satu buku berjudul Madilog oleh Tan Malaka /Twitter/Viki_Wahyu/

WartaBulukumba - Wilayah pemikiran Tan Malaka banyak mengembara di ruang materialisme.

Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya pergerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.

Tokoh yang menghabiskan sebagian besar kehidupannya dalam pembuangan di luar Indonesia ini kokoh pada pendirian. Salah satunya adalah bahwa ruang materialisme merupakan cara berpikir yang tepat.

Ruang pemikiran Tan Malaka banyak berkutat pada materi yang terwujud dalam berbagai bentuk. Artinya berpikir itu harus didahului matter, bukan ide.

Lantas dialektika yang ia pahami adalah pertentangan dan pergerakan yang menuju perkembangan cara berpikir.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil resmikan pembangunan Shopee Center guna mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Tan Malaka atau Sutan Ibrahim yang digelar Datuk Tan Malaka lahir pada 2 Jun 1896 di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat.

Akhir hidupnya tercatat pada 19 Februari 1949 di Kediri, Jawa Timur. Tan Malaka merupakan seorang ahli Komunis Nasionalis Indonesia.

Menjadi seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia dan sekaligus seorang pemimpin komunis telah membentuk dirinya sebagai militan, radikal dan revolusioner.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x