WartaBulukumba.Com - Gelap gulita masih menyelimuti Rengasdengklok, namun jantung sejarah sedang berdetak di sana pada 16 Agustus 1945, pukul 03.00 WIB.
Sejumlah pemuda yang terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" telah mengatur sebuah peristiwa yang akan mengubah arah takdir bangsa.
Mereka melakukan penculikan terhadap Sukarno dan Hatta, dua tokoh pusat perjuangan kemerdekaan, ke tempat persembunyian yang strategis di Rengasdengklok, Karawang. Dan di bawah bayangan malam, sebuah drama nasional sedang diatur untuk menciptakan tonggak sejarah.
Baca Juga: Bendera Merah Putih terinspirasi dari Hadits Rasulullah SAW
Kisah mencekam itu bisa ditelusuri secara lebih komprehensif dalam beberapa buku yang membahas tentang peristiwa-peristiwa seputar proklamasi 17 Agustus 1945 dan sejarah Indonesia.
Kita bisa baca dalam buku "Peristiwa-peristiwa di Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945" oleh Muhammad Ridhwan Indra, Sophian Marthabaya, terbit tahun 1987 oleh Penerbit: Sinar Grafika, yang merupakan arsip University of California dan mengalami digitalisasi pada 31 Januari 2007.
Heroisme para pemuda Indonesia saat itu juga bisa disimak dalam buku "Bunga Rampai Sejarah Indonesia: Dari Borobudur hingga Revolusi Nasional" yang ditulis Moehkardi, terbit tahun 2018 oleh Penerbit Gadjah Mada University Press.
Buku yang juga istimewa adalah "Soekarno's Mencapai Indonesia Merdeka" yang berisi catatan Sukarno, terbit tahun 1978 oleh Penerbit Southeast Asian Studies Committee, disusun James Cook, University University of Michigan.
Baca Juga: Mengulik fakta sejarah Fatmawati Soekarno dan hubungannya dengan pergerakan Muhammadiyah
Editor: Alfian Nawawi