Selembar hari kelam dalam sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820

- 16 April 2024, 12:24 WIB
Ilustrasi tsunami di Bulukumba pada tahun 1820 - Sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820
Ilustrasi tsunami di Bulukumba pada tahun 1820 - Sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820 /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Sebuah hari yang kelam dalam lembaran sejarah Bulukumba, tercatat pada tanggal 29 Desember 1820, tanah bergetar, sebelum tsunami datang menghempas dengan penuh amarah dari kedalaman samudra.

Gelombang setinggi 25 meter, dengan dahsyat menghantam daratan Bulukumba, di ujung jazirah Sulawesi Selatan. Semua yang ada di jalurnya, tanpa pandang bulu, diluluhlantakkan; tanah seluas 350-450 meter berubah wujud, menjadi bagian dari laut. Barak dan benteng kompeni Belanda pun luluh lantak.

Guncangan air yang mengganas tak hanya mengubah bentang alam, tapi juga menghancurkan perkampungan-perkampungan di jalurnya.

Desa Terang-Terang dan Nipa-Nipa, serta area yang membentang ke barat menuju Bonthain (Bantaeng), semuanya tak berdaya di bawah gempuran tsunami.

Baca Juga: Menengok suasana Ramadhan di Bulukumba pada masa penjajahan Belanda

Lebih 500 orang meninggal

Gempa dan tsunami ini meninggalkan luka dalam pada memori kolektif, sebuah tragedi yang tercatat dengan teliti dalam aneka publikasi ilmiah dan dokumen sejarah.

Lebih 500 jiwa hilang dalam kejadian singkat yang memilukan tersebut.

Data dalam Jurnal Geofisika mengungkapkan, gempa bumi dengan magnitudo 7,5 dan 7,1 yang masing-masing terjadi pada tahun 1820 dan 1927 menyimpan potensi kehancuran yang luar biasa.

Baca Juga: Sejarah UFO sightings tahun 1955 di Sulawesi Selatan: Melesat di langit Parepare, Jeneponto hingga Bulukumba

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x