WartaBulukumba.Com - Sensasi manis yang menyelip di dalamnya terasa seperti memasuki labirin rasa. Kue tradisional khas Bulukumba ini bisa menjadi ide takjil anti mainstream.
Ketika gigi menembus lapisan luar kue, rasa manis dari gula merah menyebar di mulut, membangkitkan kenangan manis dari masa kecil.
Lalu, terdapat parutan kelapa. Ketika bertemu dengan lelehan gula merah, parutan kelapa ini menghadirkan kegurihan dan tekstur yang unik, memperkaya pengalaman rasa.
Baca Juga: Jelajah kuliner Ramadhan di Bulukumba: Resep es krim vanila kelapa muda
Di Bulukumba, sajian kue kopilangi memiliki makna yang melampaui sekadar kebutuhan pangan.
Ia adalah simbol persatuan, sebuah harmoni yang hadir dalam setiap perayaan. Ketika disandingkan dengan secangkir teh hangat atau kopi yang aromatik, itu bisa menjadi 'perayaan megah'.
Di bawah ini, tersaji resep orisinal kue kopilangi khas Bulukumba, warisan turun-temurun dari para leluhur yang tidak ternilai.
Baca Juga: Resep kolak pisang toping durian khas Bulukumba
Bahan-bahan
Tepung beras ketan putih: Sebagai fondasi yang elegan, menciptakan tekstur yang halus dan memuaskan.
Gula merah: Menyerupai madu alami, memberikan kedalaman rasa yang tak tergantikan.
Kelapa setengah tua: Menyelipkan kegurihan dan aroma khas, mengundang indera dengan kehangatan.
Air secukupnya: Membentuk konsistensi adonan, menyatukan semua unsur dengan harmoni.
Baca Juga: Resep barongko khas Bulukumba: Ide jualan makanan buka puasa di bulan Ramadhan
Langkah-langkah Pembuatan
Menyiapkan adonan: Tepung beras ketan dicampur dengan air hingga mencapai keseimbangan antara kelembutan dan kepadatan. Adonan dibentuk menjadi lingkaran kecil dengan cekungan di tengahnya, seperti sarang yang menanti isian.
Membuat campuran kelapa dan gula merah: Kelapa setengah tua diparut halus, sementara gula merah direbus dengan sedikit air hingga larut sempurna, memberikan kelezatan tanpa kepedasan.
Memasak adonan: Adonan bulat direndam dalam air mendidih hingga matang, di mana mereka muncul mengapung sebagai tanda kesiapan.
Penyelesaian: Adonan yang telah matang ditiriskan, kemudian digulung dalam kelapa parut. Disajikan di atas piring, kopilangi diberi taburan gula merah, menyerupai bintang yang berhamburan cahaya keemasan.
Kue kopilangi, jauh melampaui sekadar kegiatan memasak, menjadi epik yang merentangkan cerita, menghidupkan memorabilia, dan merajut persatuan antar generasi.
Tak sekadar memanjakan lidah, kopilangi mempersembahkan sebuah kisah hangat tentang persahabatan, kebersamaan, dan ikatan yang abadi, setiap gigitannya menciptakan jejak kehidupan yang tak terlupakan.***(Israwaty Samad)