Resep barongko khas Bulukumba: Ide jualan makanan buka puasa di bulan Ramadhan

- 24 Februari 2024, 16:16 WIB
Ratu kue basah di Bulukumba: Membongkar resep barongko yang enak
Ratu kue basah di Bulukumba: Membongkar resep barongko yang enak /Instagram.com/@rohana_annn

WartaBulukumba - Kue barongko, lebih dari sekadar penganan, adalah epik gastronomi yang berakar dalam sejarah. Di balik kelembutannya, tersimpan riwayat dan syair-syair masa lalu. Pisang dan gula merah, bahan utamanya, bukan hanya sekedar elemen resep, tetapi juga simbol kelimpahan dan kehangatan alam Bulukumba.

Pada Ramadhan, barongko bukan hanya sekedar hiasan di meja berbuka; ia adalah sebuah jembatan antara generasi, perekat budaya, dan ekspresi cinta yang disajikan dalam setiap gigitan.

Di Bulukumba, simfoni kuliner dimainkan dengan barongko sebagai salah satu nada kunci yang mengalun manis.

Bulan suci bukan sekadar sebuah kanvas untuk ibadah, melainkan juga pentas bagi kreativitas kuliner yang memuncak, dimana barongko menjadi puisi rasa yang ditunggu-tunggu saat senja menjelang.

Baca Juga: 10 kue tradisional khas Bulukumba paling hits! Nomor 5 hanya dimasak dengan sinar matahari

Resep Kue Barongko

Di tengah panggung dapur, sihir kuliner dimulai. Bahan I membuka cerita: 200 gram tepung beras, halus bagai pasir pantai Bulukumba, berpadu dengan 400 ml santan yang lembut, bersama 1 sendok teh garam dan 2 sendok teh vanili bubuk yang layaknya debu peri, menambahkan sentuhan ajaib. Gula merah, 175 gram, dipotong-potong, bagaikan permata yang akan mencair menjadi emas cair.

Api kecil di bawah panci, sabar menunggu gula merah berdansa dengan santan, berubah menjadi larutan manis. Dalam hening, tepung beras dan sisa santan dicampur, perlahan-lahan, hingga menjadi adonan yang kental namun lembut, seperti awan di langit senja.

Baca Juga: Resep kue dadar gulung vla durian khas Bulukumba: Siapa yang bisa tahan godaannya?

Kemudian, Bahan II memasuki cerita: 100 gram tepung tapioka, yang layaknya pasir putih pantai, dicampur dengan 400 ml santan kental, menjadi adonan yang licin dan mengkilap. Adonan ini, seperti mimpi yang menyatu, perlahan dicampurkan ke dalam adonan pertama. Di atas api yang rendah, mereka berdua berpadu, menjadi satu kesatuan yang sempurna.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x