Operasi bariatrik: Membongkar kelebihan berat badan dengan pisau bedah

- 20 Juni 2023, 12:12 WIB
Operasi bariatrik: Membongkar kelebihan berat badan dengan pisau bedah
Operasi bariatrik: Membongkar kelebihan berat badan dengan pisau bedah /Pexels.com/Karolina Grabowska

WartaBulukumba -Di dalam ruangan yang senyap, bayangan kesedihan menyelimuti sosok yang terdiam. Tubuhnya melengkung dalam pelukan kesepian. Kelebihan berat badan menjadi beban tak terungkapkan, membelenggu setiap langkahnya. Dalam dunia yang kejam, ia bersumpah untuk menemukan kekuatan dalam kelemahannya. Mengubah kelebihan berat badan menjadi catatan kemenangan, menari di bawah cahaya penerimaan diri yang meriah.



Operasi bariatrik muncul saat kelebihan berat badan adalah beban yang serius bagi kesehatan manusia. Dalam menghadapinya, beberapa upaya seperti diet dan olahraga telah dilakukan, tetapi masih sulit untuk mencapai hasil yang diinginkan. 

Mengutip laman P2ptm.kemkes.go.id, seorang ahli bedah invasif minimal dan laparoskopik lanjutan di St. Luke's Medical Center, Filipina, Dr. Jonathan D. Adora, M.D., menjelaskan bahwa bedah bariatrik pertama kali dilakukan di St. Luke's Medical Center untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 50.

Dr. Jonathan yang menganggap obesitas itu penyakit karena banyak sekali penyakit lain yang meliputinya mengungkapkan, waktu itu dilakukan dengan metode pembedahan terbuka gastric bypass, tetapi seiring dengan berjalanannya waktu, saat ini dengan metode pembedahan laparoskopik minimal invasif.

Baca Juga: Fimosis rentan pada pria dewasa yang tidak pernah khitan

Operasi Bariatrik Semakin Aman

Dengan metode pembedahan itu kini bedah bariatrik semakin aman dan tidak terlalu sulit lagi.

Menurut ahli bedah saluran cerna di Mayapada Hospital Lebak Bulus, presiden Perhimpunan Bedah Endolaparoskopik Indonesia (PBEI), dan sekjen Ikatan Ahli Bedah Digestif Indonesia, Dr. Errawan Wiradisuria, SpB-KBD, M.Kes., bedah bariatrik masih jarang dilakukan di negara kita karena orang dengan kelebihan berat badan (obesitas), apalagi morbid obessity (berat badan 200 kilogram lebih) di Indonesia ini masih sedikit.

IMT orang tersebut harus di atas 30 sebagai indikasi ia perlu menjalani bedah bariatrik.

Meskipun begitu, masih menurut Dr. Errawan, IMT tak selalu jadi patokan karena ada beberapa pertimbangan lain terhadap aktivitas dan keluhan, terutama kalau pasien yang hanya kelebihan berat badan, tetapi ingin menjalani operasi beda bariatrik.

Baca Juga: Banyak yang belum tahu minyak tanaman ini adalah pelembab alami! Di Bulukumba disebut daun tanging -tanging

Apakah pertimbangan lainnya tersebut? Contohnya pasien belum IMT 30, tapi co-morbid dengan penyakit-penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes melitus, hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah), asma, dan hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol dalam darah).

Semua indikasi itu sudah memenuhi syarat untuk dilakukan bariatric surgery, menurut Dr. Errawan. Saat ini ada dua jenis bedah bariatrik, yaitu yang sifatnya reversible (bisa dikembalikan ke keadaan semula) dan sebaliknya yang sifatnya irreversible (kondisinya tetap).

Yang masuk ke golongan reversible adalah metode gastric banding, di mana leher lambung akan diikat memakai band atau pita atau selang kecil yang terhubung ke sebuah pompa kecil yang ditanam bawah kulit.

Di pompa itu akan disuntikkan cairan steril menuju pita, dan pita bakal mengembang sehingga ‘mencekik’ leher lambung. Akibatnya, pasien akan menjadi cepat kenyang karena terbentuk lambung baru yang ukurannya lebih kecil.

Baca Juga: Bisa mengatasi berbagai penyakit kulit! Orang Bulukumba menyebutnya daun 'galingkang'

Menakik laman Alodokter, obesitas, sebuah bencana yang menimbulkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung dan stroke.

Bagi mereka yang berjuang melawan obesitas dan telah mencoba segala cara, mulai dari diet ketat, rutinitas olahraga, hingga konsumsi obat-obatan, operasi bariatrik menjadi pilihan terakhir yang disarankan oleh dokter.

Operasi ini memiliki tujuan sederhana namun monumental: membatasi kapasitas lambung untuk menampung makanan atau mengurangi penyerapan nutrisi di usus halus.

Baca Juga: Bisa menyesal jika mengabaikan khasiat tanaman ini! Orang Bulukumba menyebutnya 'paipai'

Prosedur

Namun, tak ada prosedur bedah yang seragam. Terdapat beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan, masing-masing dengan keunikan dan kelebihannya sendiri.

Pertama, ada gastric bypass. Dalam prosedur ini, ahli bedah memisahkan lambung menjadi dua bagian: bagian atas yang lebih kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Selanjutnya, usus halus dipersingkat dan disambungkan langsung ke bagian lambung yang lebih kecil. Tujuan dari prosedur ini adalah mengurangi ruang lambung yang dapat menampung makanan dan meminimalkan penyerapan nutrisi di usus halus.

Selanjutnya, ada sleeve gastrectomy. Metode ini melibatkan pengangkatan sekitar 75-80% lambung. Sisa lambung yang ramping dan memanjang seperti pisang mengurangi kapasitas lambung secara signifikan. Setelah operasi, pasien akan merasakan kenyang lebih cepat karena ruang lambung yang lebih kecil.

Baca Juga: Inilah manfaat bambu kuning untuk kesehatan! Salah satu desa di Bulukumba ini punya bibit melimpah

Untuk pilihan berikutnya, ada adjustable gastric band. Dalam prosedur ini, lambung diikat dengan cincin khusus yang dapat diatur oleh dokter sesuai kebutuhan. Cincin tersebut akan membatasi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi dan membuat pasien merasa kenyang dengan cepat.

Terakhir, biliopancreatic diversion with duodenal switch. Dalam tindakan ini, lambung dipotong dan disambungkan langsung dengan bagian akhir usus halus. Meskipun makanan tetap akan dicerna oleh asam lambung, cairan empedu, dan enzim pencernaan di usus besar, jumlah nutrisi yang diserap oleh tubuh akan berkurang secara drastis.

Risiko

Setiap jenis operasi bariatrik memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif sebelum menentukan jenis operasi yang paling sesuai untuk pasien.

Operasi bariatrik tidak dianjurkan untuk remaja kecuali dalam kondisi tertentu. Meskipun jarang dilakukan pada remaja, mereka yang mengalami obesitas setelah masa pubertas dan pertumbuhan maksimal dapat dipertimbangkan sebagai kandidat bedah bariatrik, sesuai dengan pertimbangan dokter. Biasanya, tipe operasi bariatrik yang direkomendasikan untuk remaja adalah adjustable gastric band.

Keberhasilan operasi bariatrik dapat memberikan manfaat yang signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Operasi ini mampu menurunkan berat badan secara signifikan dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, operasi bariatrik dapat meningkatkan angka harapan hidup, mencegah atau membantu pengobatan gangguan kesehatan terkait obesitas, serta meningkatkan kualitas hidup dan kondisi psikologis pasien.

Risiko tetap ada. Perdarahan, infeksi, emboli, kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit, serta kesulitan bernapas adalah beberapa risiko yang dapat timbul.

Dalam jangka panjang, gangguan penyerapan nutrisi, pergerakan makanan terlalu cepat di usus halus, pembentukan batu empedu, hernia, dan penyempitan pada area lambung dan usus merupakan risiko-risiko yang mungkin terjadi.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah