WartaBulukumba - Masyarakat Bulukumba sejak dahulu kerap memanfaatkan tumbuhan inis sebagai obat tradisional untuk menghentikan pendarahan pada luka. Disebut 'serru serru bembe' atau 'ruku bembe'.
Di wilayah ilmiah, ia disebut Ageratum conyzoides, spesies yang menakjubkan dengan karakteristik fisik yang cantik. Dengan keberanian yang mengagumkan, ia mampu bertahan di bawah teriknya sinar matahari.
Seperti penari elegan yang anggun di atas panggung, tumbuhan yang dikenal di Indonesia dengan nama bandotan ini memiliki batang yang tegak dan ramping, dengan daun-daun hijau yang berkilau seperti permata.
Ketika bunga-bunga berwarna biru muda muncul dari rimbunnya daun-daun, tumbuhan ini semakin memesona. Helaian daun berbentuk bulat telur dan panjangnya 7,5 cm yang menajam hingga ujungnya. Bunganya terdiri dari 8 hingga 15 wadah berwarna ungu atau putih, sedangkan buahnya berwarna hitam dan kecil.
Tumbuhan ini mudah ditemukan di persawahan, pekarangan, hutan rimba, tepi jalan, dan tepi sungai yang banyak terkena sinar matahari.
Dikutip dari laman Tropical The Fern, tumbuhan ini cukup toleran terhadap keteduhan, meskipun dapat dikalahkan oleh tumbuhan yang lebih tinggi
Dari penggunannya di bidang kesehatan, seluruh bagian tumbuhan ini bersifat antiradang dan antialergi. Ia mengandung antara 0,7 - 2,0% minyak atsiri, ditambah alkaloid dan saponin.