WartaBulukumba - Daun gelinggang halus dan licin. Jika memandang lebih dekat, kita dapat melihat jalinan pembuluh daun yang membentuk pola-pola yang indah dan rumit. Daun gelinggang juga memiliki tepi yang bergelombang dan terkesan elegan dan anggun. Masyarakat Bulukumba menyebutnya daun galingkang.
Masyarakat Bulukumba sejak zaman dahulu memanfaatkan daun galingkang sebagai obat penyakit panu dan demam.
Mengutip laman Iain.palangkaraya.ac.id, daun gelinggang memiliki nama ilmiah Cassia alata. Berbentuk jorong sampai bulat telur sungsang, merupakan daun majemuk menyirip genap yang berpasang-pasangan sebanyak 5–12 baris, mempunyai anak daun yang kaku dengan panjang 5–15 cm, lebar 2,5–9 cm, ujung daunnya tumpul dengan pangkal daun runcing serta tepi daun rata.
Tahukah Anda? ternyata daun gelinggang sudah banyak diekspor ke luar negeri, seperti diberitakan Lampung.antaranews.com pada 31 Mei 2022 lalu, daun gelinggang di Kalimantan Selatan diminati Jepang. Tahun 2022 ekspor daun gelinggang sebanyak 12 ton senilai Rp880,6 juta milik PT Sarikaya Sega Utama ke Osaka dan Tokyo.
Daun gelinggang adalah tanaman yang kaya nutrisi, mengandung antrakuinon, glikosida, alkaloid, flavonoid, lektin, rhein, dan tanin.
Beberapa senyawa yang terisolasi dari daun gelinggang adalah chrysoeriol, kaempferol, quercetin, trihydroflavanone, kaempferol glucopyranoside, asam stearat, asam palmitat, asam palmitat Ceryl Ester, triacontanol, dotriacontanol, dan hydrotetratriacontane.
Disarikan dari Healthline dan Medical News Bulletin, dari kandungannya, daun gelinggang memiliki banyak manfaat kesehatan, sebagai berikut: