WartaBulukumba - Kota-kota yang berasap dan warga sipil yang tewas sementara sebahagian mereka berlari untuk berlindung adalah pemandangan lazim dalam perang, sebagaimana di Ukraina di hari- hari ini.
Bangunan-bangunan menjadi puing, dentuman mesin tempur menggantikan rutinitas yang sebelumnya biasa dilakukan warga sipil. Perang adalah tugas militer dan logika paling militeristik yang paling umum adalah bahwa menyerang dan bertahan harus menggunakan senjata.
Terbetik pertanyaan, apakah di sana juga ada kemungkinan digunakannya senjata kimia oleh salah satu pihak?
Baca Juga: Pakistan menuntut penyelidikan atas penembakan rudal 'tidak sengaja' milik India
Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters paad Ahad, 13 Maret 2022, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Ahad bahwa Rusia mungkin menggunakan senjata kimia setelah invasi ke Ukraina.
Dia menegaskan bahwa langkah seperti itu akan menjadi kejahatan perang, menurut sebuah wawancara di surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendengar klaim yang tidak masuk akal tentang laboratorium senjata kimia dan biologi," kata Stoltenberg seperti dikutip oleh Welt am Sonntag.
Baca Juga: Rusia menyatakan lebih 16 ribu sukarelawan yang sebagian besar dari TimurTengah siap bertempur
Dia juga menambahkan bahwa Kremlin menciptakan dalih palsu untuk membenarkan apa yang tidak dapat dibenarkan.