TikTok menghapus konten kekerasan dan ancaman di Myanmar

- 21 Maret 2021, 16:52 WIB
Demonstran anti kudeta berlindung di barikade saat bentrokan terjadi dengan aparat Myanmar di Yangon, 16 Maret 2021.
Demonstran anti kudeta berlindung di barikade saat bentrokan terjadi dengan aparat Myanmar di Yangon, 16 Maret 2021. /Foto: Reuters/STRINGER/

Dalam ssebuah video, seorang pria bertopeng dan memakai seragam militer lengkap menyebut pendukung pemimpin demokrasi yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, sebagai "bajingan merah", mengacu pada warna partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), dan memperingatkan: “Jangan sentuh Jenderal Min Aung Hlaing… Ini akan mengorbankan nyawa Anda. Mendengar? Anda akan mati."

Video itu diposting pada 13 Februari dan telah ditonton lebih dari 180.000 kali. 

Baca Juga: Peretas Swiss membobol Intel dan Nissan

Video lain lebih eksplisit. Pengguna Yekoko119 pada 27 Februari mengancam akan menembak dan melempar granat ke arah pendukung NLD, yang ia gambarkan sebagai "bajingan" yang "berkumpul dalam kelompok untuk menggonggong" dan "semua bisa mati".

Aksi protes terhadap Kudeta 1 Februari semakin meluas. Terbaru di Taiwan, ratusan orang dari komunitas Myanmar berunjuk rasa di Taipei tengah pada hari Ahad 21 Maret 2021 untuk mengecam kudeta 1 Februari, dikutip dari Reuters.

Taiwan adalah rumah bagi sekitar 40.000 orang yang berasal dari Myanmar, yang sebagian besar adalah etnis Tionghoa. 

Baca Juga: Xenia dan Avanza 'raib' di 'etalase' Daihatsu dan Toyota, ini pemicunya

Beberapa adalah keturunan pasukan Nasionalis yang terperangkap di Myanmar, kemudian disebut Burma, pada akhir perang saudara China pada tahun 1949. Yang lainnya datang baru-baru ini, melarikan diri dari penindasan dan sentimen anti-China.***

 

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x