Anak-anak antusias kembali menggeluti pembelajaran tatap muka di sekolah LPP IBU Jember  

- 1 Maret 2021, 15:27 WIB
Siswa di SMK dan SMP Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari Jember mulai melakukan pembelajaran tatap muka pada Senin (1 Maret 2021).*
Siswa di SMK dan SMP Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari Jember mulai melakukan pembelajaran tatap muka pada Senin (1 Maret 2021).* /ANTARA

WartaBulukumba - Usia Covid 19 yang kembali menemui awal tahun terbilang sudah mencapai satu tahun. Tak jarang keluar kalimat yang bernada canda namun kenyataan bahwa Corona sudah ulang tahun.

Munculnya di Indonesia pada awal tahun 2020 silam, melumpuhkan hampir seluruh aktivitas dan memaksa untuk beradaptasi dengan rutinitas baru. Termasuk ranah pendidikan yang kian melemah karena sistem pembelajaran yang digunakan adalah jarak jauh.

Bagi yang cerdas teknologi dan situasi memadai tidak terlalu menjadi beban. Namun, lain halnya dengan yang tidak memiliki kemampuan dengan sistem pembelajaran yang baru. Proses pembelajaran yang efektif bagi mereka adalah tatap muka.

Baca Juga: Pelapor Nurdin Abdullah kembali dorong penuntasan kasus Bansos Covid-19 di Sulsel dan Sulbar

Salah satu sekolah yang berada di Jawa Timur, mulai melakukan pembelajaran tatap muka pada Senin, 1 Maret 2021. Sekolah yang berada di bawah Yayasan Lembaga Pendidikan Perjuangan Islam Bustanul Ulum (IBU) di Kabupaten Jember.

"Kami sudah melakukan berbagai tahapan sebelum memulai pembelajaran tatap muka, sehingga berbagai persiapan sudah dilakukan dengan matang," Pengasuh Yayasan IBU, M. Hadi Cholish di Jember.

 Hadi mengatakan bahwa rapat dengan orang tua siswa dengan melibatkan tokoh masyarakat sudah dilaksanakan dengan hasil keputusan semuanya sepakat dilakukan pembelajaran tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga: Pemerintah China mengekang kebebasan pers asing

"Kami juga sudah melakukan tes cepat dan swab antigen untuk seluruh siswa dan guru yang akan memuai pembelajaran tatap muka dengan mendatangkan tenaga kesehatan Puskesmas Pakusari dan dokter Klinik Bhakti Pratama Mayang," jelasnya.

Berdasarkan data, ada 170 siswa dan 30 guru SMP IBU yang menjalani tes cepat dan sebanyak sebelas orang reaktif, namun setelah dilakukan swab antigen menunjukkan hasil negatif. Sementara untuk siswa SMK tercatat sebanyak 772 siswa dan 78 orang pengajar yang menjalani tes cepat dan sebanyak 38 orang di antaranya mendapatkan hasil reaktif, namun hasil swab antigen mereka dinyatakan negatif.

Hadi juga menjelaskan pihaknya tidak asal-asalan dalam melaksanakan uji coba kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan seluruh rangkaian tahapan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur.

Baca Juga: Hari pertama berkantor, Andi Utta-Edy Manaf prihatin bertemu sampah dan toilet tanpa lampu

"Pembelajaran tatap sangat diperlukan khususnya tingkat SMK kelas XII karena mereka wajib melaksanakan UKK ( Uji Kompetensi Khusus) dan juga siswa SMP kelas IX yang akan lulus, sehingga membutuhkan perhatian khusus," ujarnya.

Sementara Kepala SMP IBU Pakusari Jember, Imron Mahbubi mengatakan anak-anak sangat antusias ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan, namun tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

"Ada sebanyak 210 siswa kelas IX yang melakukan pembelajaran tatap muka hari ini dengan menerapkan standar operasional prosedur protokol kesehatan yang sudah ditentukan seperti menggunakan masker dan faceshield," katanya.

Baca Juga: Data Mafindo: hoaks yang tersebar di Indonesia sebanyak 2.298 sepanjang 2020

Menurutnya, setiap ruangan kelas hanya diisi sebanyak 16-18 siswa, padahal sebelumnya satu ruangan berisi 28-36 siswa karena harus menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

"Untuk jam pelajaran juga dibatasi yakni hanya diperbolehkan maksimal tiga jam saja mulai pukul 7.30-10.30 WIB, sehingga kami benar-benar memanfaatkan pembelajaran tatap muka dengan semaksimal mungkin," pungkasnya.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: AntaraNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah