3. Siri mappakasiri’
Siri mappakasiri artinya malu karena mempermalukan. Konsep siri’ mappakasiri’ ialah adanya rasa pembodohan dalam diri yang mengakibatkan seseorang melakukan perbuatan tercela, dan melanggar adat. Siri’ mappakasiri’ mengacu pada tindakan seseorang dalam menurunkan atau merendahkan derajat dan martabat orang lain.
Orang yang dipakasiri’ tersebut berhak memberi sanksi dalam upaya pengembalian harga diri, sedangkan orang yang mappakasiri’ harus ikhlas menerima sanksi.
Konsep ini bisa kita temukan dalam peristiwa-peristiwa berujung maut di Sulawesi Selatan. Salah satunya dalam beberapa peristiwa penikaman yang terjadi di Bulukumba dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Siapakah pencipta logo Kabupaten Bulukumba?
Kewajiban Menegakkan Siri
Bagi masyarakat Bugis Makassar, siri harus ditegakkan bersama-sama, karena tidak hanya menjadi kewajiban satu pihak saja.
Pendapat ini didapat dari lontara, "barulah sempurna kehidupan suami-istri" di mana kedua belah pihak saling memberi pertimbangan, seiring dengan kehendak dan saling menjaga malu (siri') dari semua perbuatan yang dapat merusak malu (maka riposiri'e).
Masyarakat Bugis Makassar rela mengorbankan apa saja demi tegaknya siri' dalam kehidupannya, termasuk menegakkan dan membela siri' yang dianggap tercemar atau dicemarkan oleh orang lain.
Baca Juga: Semasa kecilnya di Kajang Bulukumba Imam Besar Masjid Al Hikmah New York 'hobi berkelahi'
Siri adalah jiwa, harga diri, dan martabat masyarakat Bugis Makassar. Mereka rela mengorbankan nyawa dan keluarganya untuk menegakkan siri', meskipun nyawa menjadi taruhannya.