Budaya 'siri na pacce' Bugis Makassar, bisa berakhir maut seperti yang terjadi di Bulukumba baru-baru ini

- 3 April 2023, 22:14 WIB
Ilustrasi penikaman - Budaya 'siri na pacce' dalam budaya Bugis Makassar, bisa berujung tragis seperti yang terjadi di Bulukumba
Ilustrasi penikaman - Budaya 'siri na pacce' dalam budaya Bugis Makassar, bisa berujung tragis seperti yang terjadi di Bulukumba /pixabay

Tidak hanya sebatas malu di depan orang lain. Lebih dari itu, siri dianggap sebagai sebuah sikap yang menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun, kerendahan hati, dan kebijaksanaan. Sikap siri diharapkan dapat mendorong seseorang untuk menghormati orang lain, tidak melakukan hal yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri.

Sedangkan pacce, merupakan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur. Dalam kehidupan masyarakat Bugis Makassar, sikap pacce dianggap sebagai sebuah nilai yang sangat penting. Orang yang memiliki sikap pacce diharapkan mampu bersikap adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu siap untuk membantu orang lain, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi segala tantangan.

Kedua nilai ini, siri dan pacce, dianggap sebagai fondasi utama dalam menjalankan kehidupan di masyarakat Bugis-Makassar. Dalam konteks ini, siri dan pacce dianggap sebagai sebuah kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain.

 

Baca Juga: Menyingkap tradisi 'massuro baca' suku Bugis Makassar jelang Ramadhan, termasuk di Bulukumba

Dalam kehidupan sehari-hari, kedua nilai ini seringkali diaplikasikan dalam berbagai situasi. Misalnya, dalam pertemuan antarindividu, sikap siri diharapkan mampu mendorong masing-masing individu untuk menghormati satu sama lain, tidak mengganggu ketertiban, serta tidak melakukan hal yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sementara itu, sikap pacce diharapkan mampu mendorong masing-masing individu untuk selalu membantu satu sama lain, menjunjung tinggi keadilan, serta tidak menyerah dalam menghadapi segala tantangan.

Di lain sisi, budaya siri mampu memotivasi untuk berprestasi, menumbuhkan sikap kesetiakawanan sosial, kepatutan, dan penegakan hukum. Rasa malu, harga diri, kejujuran, kepemimpinan, dan etos kerja selalu dijadikan patokan dalam memaknai siri.

Untuk membantu memperluas cakrawala kita di seputar siri yang kompleks, maka bisa kita jelajahi buku "The Bugis" yang ditulis Christian Pelras, penerbit Wiley, tahun 1996.

Secara komprehensif, kita bisa telusuri lebih mendalam seputar siri dalam buku "Menguak Nilai Kearifan Lokal Bugis Makassar: Perspektif Hukum dan Pemerintahan" yang disusun Nurul Qamar, Muhammad Syarif, Dachran S. Busthami, Hasbuddin Khalid, Farah Syah Rezah, Abd. Kahar Muzakkir, diterbitkan SIGn pada 2018.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah