Network
WartaBulukumba - Sebagai seorang emak belia di Bulukumba, keterampilan Asty terlihat menawan saat ia membuka dapurnya. Seperti seorang penari yang lincah, tangan-tangannya mulai menari di atas meja, mengeluarkan semua bahan yang diperlukan untuk menciptakan keajaiban rasa dalam kue sultana.
Dalam ritme yang penuh semangat, Asty memadukan gula halus, margarin, telur vanili, dan satu butir putih telur. Seperti konduktor yang memimpin orkestra, ia memutar mixer dengan gemas, menciptakan harmoni yang lembut dalam kepalan tangannya. Bahan-bahan kue tersebut berpadu dengan indah, mengembang dengan lembut di dalam jari-jarinya yang berkelebatan.
Begitu adonan menggoda terbentuk, emak muda di Bulukumba ini melanjutkan tarian rahasianya. Tepung terigu ditambahkan sedikit demi sedikit, diselipkan dengan kehati-hatian dan kelembutan yang tiada tara. Setiap gerakan tangannya memadu adonan dengan hati, menciptakan kesatuan yang halus dan mempesona.
Baca Juga: Rahasia ketupat agar tidak cepat basi! Simak tips emak-emak Bulukumba
Dengan ketelitian yang sungguh luar biasa, Asty menggiling adonan hingga merata dari ujung ke ujung. Pekerjaannya yang teliti berbuah potongan kecil-kecil dengan bentuk segi empat yang sempurna, yang dihasilkan dari cetakan yang ia gunakan. Seolah ia sedang membentuk permata yang indah, ia mengisi setiap potongan dengan campuran selai nanas, menciptakan harmoni rasa yang memukau.
Sebuah sentuhan akhir yang tak terlupakan, Asty menaburkan kismis yang telah ditumbuk halus sebagai taburan di atas kue. Seperti bintang-bintang yang bersinar di langit malam, kismis tersebut memberikan kilauan yang menakjubkan pada setiap potongan kue.
Seperti seorang seniman yang menyusun karya-karyanya di atas panggung, Asty dengan penuh perhatian menyusun potongan-potongan kue di atas loyang. Dalam jarak yang pas, setiap potongan menunjukkan keindahannya yang unik, menantikan saat-saat keemasan di dalam oven.
