Resep cara membuat bingka gula merah khas Banjar, dijamin anti gagal

9 Desember 2023, 14:18 WIB
Resep cara membuat bingka gula merah khas Banjar / /Tangkapan layar Youtube.com/ Dapur Wanarahmi

WartaBulukumba.Com - Setiap suku di Indonesia menyimpan rahasia kuliner yang tak terhitung jumlahnya. Banjar, dengan kekayaan budayanya yang melimpah, memiliki satu keajaiban rasa yang tak terlupakan - bingka gula merah. Tidak sekadar resep, tetapi kisah tentang cita rasa yang terbentuk dari setiap tetes gula merah yang menyatu dalam tiap gigitannya. Simak resep cara membuat bingka gula merah khas Banjar.

Bahan-bahan yang sederhana telah berkumpul untuk menciptakan harmoni cita rasa. 150 gram gula merah, 150 mililiter air bersih, selembar daun pandan yang harum, serta 200 mililiter santan, semuanya menyatu dalam sebuah perayaan rasa yang tak tertandingi.

Rahasia resep bingka gula merah Banjar dimulai dari larutan gula merah yang merona. Dengan hati-hati, gula merah dan air bersih digabungkan dalam kehangatan kompor. Sambil terus diaduk, larutan manis mulai menggoda dengan aroma yang menguar, menunggu saatnya untuk menyatu dengan bahan-bahan lainnya.

Baca Juga: Resep mudah cara membuat bingka kentang khas Banjar

Bahan-bahan

150 gr gula merah

150 ml air bersih

1 lembar daun pandan

200 ml santan

2 butir telur

100 gr terigu protein sedang

¼ sdt garam

1 sdm margarine, dicairkan

Baca Juga: Resep kue dadar vla durian ala emak-emak Bulukumba

Bahan untuk toping

3 sdm santan kanil (Santan yang yang sudah direbus didinginkan lalu ambil lapisan atasnya yang kental) atau jika tidak ada santan kanil bisa pakai 65 ml santan instan.

½ sdt terigu, diperas

¼ sdt garam 

Cara membuat 

Campur gula merah dengan air bersih, garam dan daun pandan, masak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga gula merahnya larut. Setelah gula merah sudah larut saring dan biarkan hingga dingin.

Baca Juga: Resep kolak pisang toping durian khas Bulukumba

Campur telur, santan, margarine cair, cairan gula merah yang  sudah dalam keadaan dingin, aduk sambil dikocok menggunakan whisker hingga semua tercampur rata.

Masukkan tepung terigu diwadah kemudian campurkan dengan larutan santan kedalam tepung secara bertahap sambil terus diaduk hingga semua tercampur rata. Kalo masih ada tepung yang bergerindil adonannya boleh disaring. Adonan siap dicetak.

Cara memasak

Panaskan cetakan, olesi dengan minyak, aduk adonan sebentar kemudian tuang ke cetakan, tutup dan masak dengan api kecil.

Setelah larutan gula merah menemukan kesempurnaannya, ia disaring, menunggu dalam ketenangan hingga dingin. Di sisi lain, persiapan bahan lain telah menanti. Dua butir telur, 100 gram tepung terigu, serta sentuhan garam telah bersiap dalam kecermatan dan keterampilan untuk menghasilkan kelembutan yang menyatu dalam adonan.

Proses pencampuran tak sekadar ritual mekanis. Ini adalah harmoni dari telur yang berpadu dengan santan, diperkaya dengan cairan gula merah yang sudah menggoda dengan kelembutannya. Semua menciptakan keutuhan dalam kekayaan rasa.

Tidak lupa, sentuhan daun pandan yang telah meresapkan aroma dan kesegarannya. Rasa khas yang hanya ditemukan dalam sajian-sajian tradisional yang memiliki cerita tersendiri.

Namun, penciptaan bingka gula merah khas Banjar tak hanya soal pencampuran bahan. Adalah kesabaran dalam mengatur api kecil untuk menciptakan kesetiaan dalam proses memasak. Setiap cetakan kue lumpur dihangatkan dengan minyak yang memastikan kelezatan ini tercipta dengan sebaik-baiknya.

Seketika aroma wangi bingka mulai menyelusup dalam ruang dapur. Keunikan toping, yang tak lain adalah campuran santan kanil dan tepung dengan sentuhan garam, turut menambah daya tariknya.

Proses memasak adalah seperti menari dengan api kecil. Membutuhkan ketelatenan untuk menunggu, membuka, memberi sentuhan toping, dan menutup kembali cetakan hingga kue matang dengan keindahannya.

Dengan setiap sajian bingka gula merah, Banjar membagikan sepotong keajaiban kuliner yang menjelma dari rahasia tradisi mereka - sebuah kelezatan yang mendebarkan di tiap potongan, sebuah kisah tentang cita rasa dan warisan tradisi yang menyatu dalam kenangan manis.**(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler