Gerakan perlawanan Myanmar menyerukan Pemberontakan Nasional

- 8 September 2021, 14:50 WIB
Sejak kudeta militer pada 1 Februari, sedikitnya 1.045 pengunjuk rasa di Myanmar terbunuh dan lebih dari 6.000 orang ditahan akibat menentang keras pemerintahan militer
Sejak kudeta militer pada 1 Februari, sedikitnya 1.045 pengunjuk rasa di Myanmar terbunuh dan lebih dari 6.000 orang ditahan akibat menentang keras pemerintahan militer /REUTERS

WartaBulukumba - Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, sebuah gerakan perlawanan bawah tanah melawan rezim, telah menyatakan "perang defensif" melawan junta militer yang berkuasa.

Mereka menyerukan Pemberontakan Nasional di setiap desa dan kota.

Dilansir WartaBulukumba.com dari The Independent, Rabu 8 September 2021, dalam sebuah video yang diposting di Facebook pada hari Selasa, Duwa Lashi La, penjabat presiden NUG, menyerukan pemberontakan terhadap junta yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Sinopsis 'Terpaksa Menikahi Tuan Muda' Rabu 8 September 2021: Marissa tersangka pembunuhan Desi

“Seluruh dunia tahu bahwa militer terus-menerus melakukan kejahatan perang yang tidak manusiawi. Kami meluncurkan perang pertahanan rakyat melawan junta militer," tegasnya.

“Kita harus memulai pemberontakan nasional di setiap desa, kota dan kota di seluruh negeri pada saat yang sama,” katanya.

Lashi La menyatakan "keadaan darurat", mengeluarkan seruan untuk "revolusi rakyat".

Baca Juga: Tiga anak kucing ini 'keluarga baru' Prabowo Subianto

Negara itu berada dalam situasi kacau sejak kudeta 1 Februari ketika angkatan bersenjata merebut kekuasaan dari pemerintah yang terpilih secara demokratis dalam kudeta cepat, memicu protes massa yang dipimpin warga sipil menuntut kembalinya demokrasi.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x