Sembilan negara Asia Tenggara tolak seruan PBB untuk embargo senjata Myanmar

- 29 Mei 2021, 20:25 WIB
Anak-anak muda  gagah berani dari gerakan Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni (KPDF). Menggunakan segala jens senjata tradisional termasuk senapan berburu, KPDF melakukan perlawanan ke militer rezim Myanmar. KPDF berhasil  menyita sebuah pos keamanan junta di Kota Demoso, Negara Bagian Kayah
Anak-anak muda gagah berani dari gerakan Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni (KPDF). Menggunakan segala jens senjata tradisional termasuk senapan berburu, KPDF melakukan perlawanan ke militer rezim Myanmar. KPDF berhasil menyita sebuah pos keamanan junta di Kota Demoso, Negara Bagian Kayah /SUPPLIED/VIA MYANMAR NOW

WartaBulukumba - Revolusi Musim Semi di Myanmar berlanjut dan menyeret diplomasi internasional ke dalam wilayah yang rumit.

Sembilan negara Asia Tenggara telah mengusulkan untuk mempermudah rancangan resolusi Majelis Umum PBB tentang Myanmar, termasuk mencabut seruan untuk embargo senjata di negara itu, dalam upaya untuk memenangkan dukungan bulat dari 193 anggota badan tersebut.

Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam menulis kepada Liechtenstein, yang telah menyusun resolusi tersebut, setelah pemungutan suara yang direncanakan pekan lalu ditunda pada menit terakhir.

Dalam surat tertanggal 19 Mei dan dilihat oleh Reuters pada hari Jumat, negara-negara Asia Tenggara mengatakan rancangan tersebut "tidak dapat meminta dukungan seluas mungkin dalam bentuknya saat ini, terutama dari semua negara yang terkena dampak langsung di kawasan" dan bahwa negosiasi lebih lanjut diperlukan "untuk membuat teks dapat diterima, terutama untuk negara-negara yang paling terkena dampak langsung dan yang sekarang terlibat dalam upaya untuk menyelesaikan situasi tersebut."

Baca Juga: Rocky Gerung: Rakyat juga bingung mendengar keluhan Jokowi

"Ini juga merupakan keyakinan teguh kami bahwa jika resolusi Majelis Umum tentang situasi di Myanmar akan membantu negara-negara di ASEAN, maka itu perlu diadopsi melalui konsensus," tulis negara-negara tersebut, mengacu pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Surat itu dari semua negara ASEAN kecuali Myanmar.

Rancangan resolusi menyerukan "penangguhan segera atas pasokan, penjualan atau transfer langsung dan tidak langsung semua senjata dan amunisi" ke Myanmar. Negara-negara Asia Tenggara ingin bahasa itu dihapus.

Baca Juga: Presiden Barcelona sebut negosiasi perpanjangan kontrak Messi belum capai kata sepakat

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x