WartaBulukumba - "Bagaimana dunia bisa menyebut dirinya beradab?" tanya Abu Ali yang berdiri di samping puing-puing blok menara setinggi 14 lantai.
Ia adalah seorang warga Gaza yang menemui lingkungan tempat tinggalnya tampak seolah-olah baru saja dihantam tsunami.
Malam kemarin, dengan yel-yel dan bendera orang-orang Palestina berhamburan ke jalan-jalan di Jalur Gaza beberapa sesaat setelah gencatan senjata itu disepakati.
Baca Juga: Belum cukup 24 jam gencatan senjata, serdadu Zionis menembaki jemaah salat Jumat di Masjid Al Aqsha
Negara Zionis dan Hamas sama-sama mengklaim kemenangan pada hari Jumat 21 Mei 2021 setelah pasukan mereka mengakhiri pertempuran selama 11 hari.
Saat yang sama ketika warga Palestina dan Zionis mulai menghitung-hitung skala kerusakan,
Namun pejabat kemanusiaan memperingatkan bahwa kerusakan di Jalur Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.
Baca Juga: Subduksi Lempeng Indo-Australia pemicu gempa di Blitar
Sebuah 'klaim' juga datang dari Gedung Putih yang mengatakan Washington berada di balik layar kesepakatan gencatan senjata.