Network
WartaBulukumba.Com - Bumi Amerika Serikat meronta dalam musim panas yang membakar. Kisah El Nino baru saja berlalu dan La Niña yang baru saja tiba. Saat jutaan warga Amerika Serikat masih menyimpan ingatan tentang suhu yang melonjak hingga tiga digit, sebuah ramalan meteorologi menjanjikan potensi panas yang lebih ganas.
Laporan dari National Weather Service mengungkap data dari pergulatan yang lebih besar: sebuah dunia yang menghangat dengan cepat, berdansa dalam ritme yang tak lagi teratur, menggerakkan skala yang semakin ekstrem.
Di balik peningkatan suhu ini, terdapat cerita-cerita pribadi, ketegangan sosial, dan dilema politik yang membentang lebih luas, menandai sebuah musim panas tidak hanya dengan suhu tinggi, tetapi juga dengan harapan dan peringatan dari para ilmuwan yang berupaya memahami apa yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Ancaman dampak Sesar Lembang: Pulau Jawa sangat rentan bencana geologi
Peristiwa La Niña terakhir berkontribusi pada musim badai rekor ketika dimulai pada tahun 2020.
Sebuah musim yang "eksplosif" juga diharapkan tahun ini, menurut meteorolog Weather Channel Stephanie Abrams yang telah mengatakannya sebelumnya.
"Melihat peralihan ini dari El Niño ke La Niña, kami mengharapkan untuk melihat musim panas yang lebih panas dari biasanya untuk sebagian besar Amerika Serikat," kata Scott Dance, penulis laporan iklim untuk The Washington Post, kepada CBS News pada 24 April 2024.
Baca Juga: Puncak musim kemarau di Indonesia pada 2024: 61 persen di bawah normal
Prediksi Panas Musim Panas 2024
National Oceanic and Atmospheric Administration baru-baru ini merilis prospek suhu musiman mereka dengan prediksi untuk Juni, Juli, dan Agustus. Prospek tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar AS kemungkinan akan melihat suhu di atas normal musim panas ini.
