Network
WartaBulukumba.Com - Di balik reruntuhan sunyi, Gaza hingga Rafah, ribuan nyawa terkulai. Yang syahid maupun masih hidup bertahan adalah angka dalam statistik dingin.
Hampir 35.000 korban jiwa sementara lebih dari 77.867 lainnya terluka parah, merintih dalam kegelapan saat dunia internasional tak mampu berbuat apa-apa. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Mereka adalah bunga-bunga kecil yang terinjak-injak dalam badai kekejaman, merintih dalam keheningan yang tak terputus.
Gaza, yang dahulu dipenuhi oleh nyanyian dan tawa, kini tenggelam dalam lautan puing-puing. Bangunan-bangunan yang megah telah roboh menjadi tumpukan batu.
Baca Juga: Memaksa pengungsi Palestina pindah Israel Penjajah menyerang Rafah dari darat dan udara
Dasasila Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina
Gelombang solidaritas global terus bergerak. Kampus-kampus di AS dan Eropa terus bersuara. Namun resistensi kaum akademis mendapatkan sikap represif oleh rezim-rezim pro Zionis di sejumlah negara. Bagaimana halnya aksi peduli Palestina di Indonesia?
Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FR-PTMA) membuat pernyataan sikap terkait pembantaian Israel Penjajah terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Pernyataan sikap yang berisi 10 poin tersebut diberi nama “Dasasila Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina dan Kutuk 'Israel' Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah 07 Mei 2024.”
Baca Juga: 30 ribu lebih anak Palestina kehilangan anggota tubuh di Jalur Gaza
Dasasila yang ditandatangani Ketua Umum FR-PTMA Prof Gunawan Budiyanto (NBM. 563 701) dan Sekretaris Umum Prof Ma’mun Murod Al-Barbasy (NBM. 895 916) tersebut dibacakan secara serentak dalam unjukrasa Aksi Bela Palestina – Kutuk 'Israel' 172 perguruan tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah se-Indonesia.
