Citra Satelit membuktikan China membangun Pangkalan Militer besar di Laut Natuna Utara

- 21 Februari 2021, 21:12 WIB
Fiery Cross Reef, pangkalan militer China yang dekat dengan Natuna.*
Fiery Cross Reef, pangkalan militer China yang dekat dengan Natuna.* /PLA Daily

WartaBulukumba - Ketegangan yang kian meningkat dengan berbagai negara, baik Barat maupun Asia mengakibatkan China memporsir besar-besaran peralatan canggih untuk mendukung kekuatan militer mereka.

Baru-baru ini sebuah citra satelit menangkap pergerakan China yang begitu agresif. China kepergok membangun pangkalan militer besar-besaran di Laut Natuna Utara.

China bahkan mengerahkan pasukannya untuk selalu berlatih demi berjaga-jaga jika suatu saat terjadi perang.

Baca Juga: Sup Ubi Tenda Biru menggoyang lidah di Bontoharu

Sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul "Tertangkap Citra satelit, China Kepergok Dirikan Pangkalan Militer Besar di Laut Natuna Utara", ketegangan di Laut Natuna Utara antara China dengan negara-negara yang berada di kawasan tersebut semakin panas.

Melalui unjuk kekuatan militernyaChina tak ragu memperlihatkan keagresifannya dalam upaya merebut wilayah perairan Laut Natuna Utara yang selama ini disengketakan.

Selama ini China mengklaim kepemilikan perairan Laut Natuna Utara yang kaya akan sumber daya alamnya.

Baca Juga: Perselisihan Facebook dengan Australia berbuntut panjang

Namun klaim China atas Laut Natuna Utara dipatahkan oleh PBB berdasarkan undang-undang laut internasional atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS).

Laman News Australia memberitakan citra satelit menangkap aktivitas mengkhawatirkan dari China, saat membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan yang kontroversial dan berada di perairan Laut Natuna Utara.

Berdasarkan laporan dari perusahaan perangkat lunak geospasial Simularity, mereka menangkap tanda-tanda pembangunan infrastruktur seperti radar, antena, dan berbagai pendukung pangkalan militer di Mischief Reef.

Baca Juga: Aktor film pun ditangkap Polisi Myanmar

Dilihat dari atas, pangkalan militer tersebut terlihat seperti terumbu karang berbentuk cincin.

Pangkalan militer tersebut terletak 250 kilometer dari Filipina, dan daratan tersebut telah dikendalikan China sejak 1995.

Gambar dari citra satelit menunjukkan adanya konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 hingga Februari 2021.

Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun di Barru

Sebuah gambar yang tertanggal 7 Mei 2020 memperlihatkan dengan jelas plot ruang kosong, yang saat ini ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter yang diklaim Simularity sebagai struktur pemasangan antena.

Pada gambar lain juga menunjukkan adanya struktur beton dengan kubah bulat, yang tak lain adalah penutup cuaca untuk melindungi antena dan radar.

“Penambahan radar baru tampaknya menunjukkan bahwa China benar-benar memperluas kemampuan pulau buayan ini,” katanya menambahkan.

Baca Juga: Menteri Olahraga Prancis khawatir Mbappe akan tinggalkan PSG

Tentu peristiwa seperti ini bukan kali pertama, China memang kerap memicu ketegangan di Mischief Reef.

Pada 2016 lalu, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa Mischief Reef berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.***(Nopsi Marga/Pikiranrakyat.com)

Editor: Nurfathana S

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x