Demonstran Myanmar yang beragam bersatu menentang kudeta

- 20 Februari 2021, 17:33 WIB
Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar.*
Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar.* /Reuters

WartaBulukumba - Para penentang kudeta Myanmar turun ke jalan lagi pada hari Sabtu 20 Februari 2021.

Mereka datang dari ragam etnis minoritas, penyair dan pekerja transportasi. Tuntutannya seragam yakni menentang dan menuntut kekuasaan militer.

Para demonstran skeptis terhadap janji militer untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.

Baca Juga: Jumpai Teten Masduki, Shopee Sebut Pedagang Lokal dan UMKM Mendominasi Platform hingga 97 Persen

Reaksi polisi hanya satu yakni menembakkan peluru karet ke pekerja galangan kapal yang berdemo di kota kedua Mandalay. Tidak ada hasil di sana kecuali satu orang terluka ringan.

Seorang pengunjuk rasa wanita muda, Mya meninggal pada hari Jumat setelah sebutir peluru tajam bersarang di kepalanya pekan lalu ketika polisi membubarkan kerumunan di ibu kota, Naypyitaw, kematian pertama di antara penentang kudeta dalam demonstrasi.

Militer mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya. Amerika Serikat  mengutuk penggunaan kekerasan terhadap demonstran, kata juru bicara Departemen Luar Negeri.

Baca Juga: Putri penguasa Dubai ternyata disandera ayahnya sendiri

Pada hari Sabtu, kaum muda di kota utama Yangon membawa karangan bunga dan meletakkan bunga pada upacara peringatan untuk wanita, Mya Thwate Thwate Khaing, sementara upacara peringatan serupa berlangsung di Naypyitaw.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x