Ada 'Gerakan Tanam Pisang' di Sulsel di tengah krisis beras! PILHI: 'Tidak menyentuh pokok persoalan'

- 1 November 2023, 13:45 WIB
Ilustrasi pohon pisang - Ada 'Gerakan Tanam Pisang' di Sulsel di tengah krisis beras! PILHI: 'Tidak menyentuh pokok persoalan'
Ilustrasi pohon pisang - Ada 'Gerakan Tanam Pisang' di Sulsel di tengah krisis beras! PILHI: 'Tidak menyentuh pokok persoalan' / /Pixabay

WartaBulukumba.Com - Bumi Sulawesi Selatan adalah gudangnya pisang, dan kini ada 'Gerakan Tanam Pisang'. Alasannya, krisis beras! Di tengah serbuan beras impor di Indonesia, tak terkecuali di Sulsel, Plt Gubernur Sulsel, Bachtiar justru mencanangkan 'Gerakan Tanam Pisang' di Sulsel melalui rencana anggaran dana desa.

Hal ini ditanggapi oleh Direktur Eksekutif LSM Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI), Syamsir Anchi. Menurutnya, kebijakan tanam pisang bukan pokok dari persoalan kurangnya stok beras di Sulsel.

"Mestinya, pemprov melakukan stimulan peningkatan produktivitas gabah di Sulsel, karena mengingat Sulsel dari dulu dikenal sebagai lumbung padi (beras), namun kini justru Sulsel menerima kurang lebih 70 ton beras impor dari luar," tegas Anchi, sapaan akrabnya, kepada awak media di Makassar pada Rabu, 1 Nopember 2023.

Baca Juga: SMAN 23 Makassar jadi pilot project di Sulsel: Penanaman bibit mangga harum manis premium

Pisang Tidak Perlu Lagi Digalakkan

Ia melanjutkan, proyek tanam pisang meskipun tidak digalakkan, sudah menjadi salah satu komoditi lokal yang tanpa perlu digalakkan akan sendirinya dikembangkan masyarakat Sulsel, khususnya para petani yang tersebar di berbagai daerah.

"Jadi, menurut saya, sekali lagi saya tegaskan, kita krisis beras, bukan pisang," terang mantan aktivis Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi (AMPD) era 98 ini.

Seperti kita ketahui, wilayah Sulsel sedang mengalami krisis beras, karena beberapa faktor, antara lain : gagal panen akibat kemarau ekstrim yang menyebabkan berkurangnya debit pasokan air yang mengalir ke berbagai irigasi, beras Sulsel dikirim ke luar untuk menyuplai berbagai provinsi di luar Sulsel, dan kelangkaan pupuk bersubsidi.

Baca Juga: Wartawan senior di Sulawesi Selatan dorong aparat desa harus mahir mengelola website desa

Akibatnya, harga beras terus merangkak naik di tingkat grosir dan pengecer beras. Untuk kategori beras 25 kg yang dulunya dibeli seharga Rp 250 kg, kini menjadi 300 kg, bahkan rata di atas 300 ribuan untuk varietas beras premium.

Anchi berharap kepada Mentan Amran Sulaiman, agar segera mengevaluasi kebijakan daerah yang tidak menyentuh akar persoalan. Menurutnya, salah satunya adalah tanam pisang, mestinya kata dia, justru kebutuhan pokok terutama beras, jagung, umbi-umbian, sagu yang tetap prioritas, bukan yang lain.

Kebijakan yang salah, bisa berdampak pada swasembada pangan bagi Sulsel, sehingga ini perlu segera dievaluasi.

Baca Juga: Sebanyak 1.761 anak di Kabupaten Bulukumba menderita stunting

Ia juga menyayangkan, mestinya dana desa biarkanlah diatur penggunaan pos anggarannya oleh mereka yang ada di berbagai daerah. "Mereka yang lebih paham akan kebutuhan komoditas, termasuk kualitas ekspor.

Mereka itu, kan punya masing-masing pengelola dana desa, dan tentu tahu penggunaan anggaran yang tepat, sebab kata Anchi, musyawarah desa jauh lebih bijak ketimbang penekanan kebijakan dari provinsi. Pemprov cukup melakukan pengawasan, tanpa mengintervensi jenis tanaman.

Pembangunan Telah Menggerus Lahan

Salah satu penyebab berkurangnya produksi gabah di Sulsel juga diakibatkan berkurangnya lahan persawahan, sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, dan Gapoktan di berbagai daerah.

Ladang sawah, disulap menjadi bangunan permanen, di sisi lain, banyak petani, terutama anak muda yang pergi merantau ketimbang hidup bertani.

Lahan yang semakin sempit penyebab berkurangnya stok gabah, dan produksi beras di Sulsel. Jadi, kita benahi dulu mindsetnya agar mereka tetap mengelola sawah, dan tidak gampang tergiur dengan jenis tanaman sela musim, pungkasnya.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah