Perempuan Indonesia dalam kalkulasi Pemilu 2024: Antara angka dan realitas politik

28 November 2023, 19:33 WIB
Ilustrasi perempuan Indonesia - Perempuan Indonesia dalam kalkulasi Pemilu 2024: Antara angka dan realitas politik /Ade Mamad/PR

WartaBulukumba.Com - Di bawah langit Indonesia yang memeluk keberagaman, perempuan berdiri sebagai citra kekuatan, cerita hidup yang menjelma dalam warna-warna keberanian. Di antara riuh rendahnya kota, lengang desa, mereka menyulut keseriusan dan kelembutan, menjadi simbol perlawanan dan kelembutan sekaligus. 

 

Bagaimana perempuan Indonesia dalam kalkulasi Pemilu 2024, di antara angka dan realitas politik? Tentu saja ini juga mencakup atmosfer pemilu di daerah.

Perhelatan demokrasi melalui Pemilu 2024 menghadirkan ribuan cerita dan analisa, bukan sekadar angka di atas kertas. Namun, di balik statistik yang mencengangkan, seorang pengamat telah memandang lebih dalam, mengulas keberadaan kaum perempuan dalam narasi politik Indonesia.

Baca Juga: Politik dinasti di negara republik: Hanya mungkin diperankan oleh mereka yang sudah putus urat malunya

Jacob Ereste, pengamat dari Atlantika Nusantara Institute, menyoroti posisi kaum perempuan dalam kalkulasi angka pemilih dan representasi politik.

"Kaum perempuan Indonesia dalam angka dan kalkulasi di Pemilu 2024 pantas dan patut untuk digunjingkan secara serius," kata Jacob Ereste dalam wawancara online dengan WartaBulukumba.Com pada Selasa, 28 November 2023.

Dia menegaskan, tak hanya sebuah panggilan bagi kaum perempuan, tapi bagi seluruh warga yang merindukan pondasi demokrasi yang sehat di negeri ini.

Baca Juga: 22 syarat minimal Capres dan Cawapres di Pilpres 2024 yang layak dipilih rakyat Indonesia

Rincian data pemilih perempuan

Berdasarkan data resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang dirillis pada 3 Juli 2023, daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 orang. Dari angka monumental ini, terpecah menjadi laki-laki (102.218.503 orang) dan perempuan (102.588.719 orang).

Sebarannya meliputi 514 Kabupaten/Kota dan 128 negara, dengan 823.220 Tempat Pemungutan Suara (TPS) secara keseluruhan, termasuk di dalam dan luar negeri.

Perlu dicatat bahwa jumlah pemilih perempuan ternyata melampaui jumlah pemilih laki-laki di beberapa wilayah di Indonesia. Dari Aceh hingga Maluku, angka ini menjadi cerminan signifikan tentang partisipasi aktif kaum perempuan dalam proses demokrasi.

Baca Juga: Kerusakan Bangsa dan Negara Indonesia harus bisa diperbaiki oleh Presiden RI terpilih pada Pemilu 2024

Realitas keterwakilan perempuan

Namun, realitas di ranah perwakilan politik masih menunjukkan ketimpangan yang mencolok. Dari 575 anggota DPR RI yang menjabat hingga 1 Oktober 2019, hanya 112 orang (19,48 persen) yang merupakan perempuan. Meski ada peningkatan dari Pemilu sebelumnya, keterwakilan kaum wanita di parlemen masih terbilang minim.

"Keterwakilan perempuan dalam parlemen meningkat, namun masih jauh dari kesetaraan yang diharapkan," ujar Jacob Ereste.

Dia menyoroti implementasi kuota 30 persen perempuan dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang belum sepenuhnya terpenuhi oleh partai politik.

Partai Nasdem menjadi sorotan karena berhasil melampaui kuota dengan 32,2 persen perwakilan perempuannya. Namun, masih ada ruang besar yang harus diisi untuk memastikan peran aktif perempuan dalam struktur politik Indonesia.

Menariknya, meski pemilih perempuan lebih banyak, representasi mereka dalam posisi kekuasaan terbilang minoritas. Hal ini mencerminkan tantangan dalam mengaktualisasikan peran perempuan dalam arah kebijakan negara yang lebih inklusif.

Kalkulasi angka dalam Pemilu 2024 menjadi cerminan perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan peran yang sepadan dalam roda kekuasaan. Bersamaan dengan jumlah pemilih yang lebih banyak, Ereste menegaskan bahwa melibatkan perempuan dalam segala aspek politik adalah kunci bagi Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan beradab.

Keberadaan perempuan dalam arena politik menjadi pemandangan yang tak hanya menarik untuk diamati, tapi juga untuk diperjuangkan. Dalam kisah demokrasi, angka hanyalah titik awal dari narasi yang lebih mendalam tentang peran perempuan Indonesia. Semoga perhelatan Pemilu 2024 mampu menjadi panggung yang setara bagi suara-suara perempuan yang ingin menyuarakan aspirasi mereka untuk negeri yang lebih baik.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler