Tokoh literasi bantah indeks literasi membaca dan literasi digital Sulsel tertinggal, ini datanya

- 20 Juli 2022, 17:01 WIB
Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma, di depan peserta Road Show Kegemaran Membaca bertajuk Perlunya Literasi Digital Bagi Pustakawan dan Pegiat Literasi di Kab.Pangkep, Rabu 20 Juli 2022
Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma, di depan peserta Road Show Kegemaran Membaca bertajuk Perlunya Literasi Digital Bagi Pustakawan dan Pegiat Literasi di Kab.Pangkep, Rabu 20 Juli 2022 /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Geliat gerakan literasi di Sulsel terus merayap meskipun sebagian besar melata dalam jalan sunyi.

Realita jalan sunyi gerakan literasi ternyata tidak serta merta menjadi indikator kesenyapan bagi indeks literasi membaca dan literasi digital di Sulawesi Selatan.

Kalau ada yang selalu menempatkan posisi Sulsel masih tertinggal dari provinsi lain dari aspek literasi membaca dan literasi digital maka itu dinilai tidaklah benar.

Baca Juga: Jelajah sejarah dan budaya Bulukumba oleh Rumah Buku dan Mitologi Bumi Sulawesi

Sebuah fakta dan data disibak oleh tokoh literasi Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), di depan peserta Road Show Kegemaran Membaca bertajuk Perlunya Literasi Digital Bagi Pustakawan dan Pegiat Literasi di Kabupaten Pangkep pada Rabu 20 Juli 2022.

Road Show di Mantanppa Iin Pangkep itu dibuka Bupati Pangkep, Yusran Lalogau yang digelar oleh DPK Sulsel dan DPK Pangkep.

Bachtiar Adnan Kusuma membeberkan segudang inovasi dan geliat kegemaran membaca marak di mana-mana.

Dia pun mengurai pelbagai bentuk keterlibatan Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menggerakan ekosistem literasi sangatlah massif.

Baca Juga: 'Literasi untuk Revolusi' dari Bulukumba menyala di Rumah Buku Desa Bontonyeleng

"Belum lagi berbagai pembangunan perpustakaan dimulai dari Ibukota Provinsi Sulsel, terus merambah ke Kabupaten dan Kota di Sulsel, perhatian full Perpustakaan Nasional RI sangatlah tinggi dengan pembangunan gedung-gedung perpustakaan di Kabupaten Bone, Enrekang, Makassar, Pangkep, Sidrap dan Perpustakaan Ibu dan Anak Kabupaten Maros," urai tokoh literasi yang juga merupakan penulis buku ini.

Terungkap pula ihwal perspektif sarana dan prasarana, penyediaan fasilitas ruang baca yang megah.

"Belum lagi perpustakaan desa dan lorong yang begitu kencang digerakkan sejak 2018 hingga sekarang oleh Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Moh.Hasan Sijaya, membuktikan kalau Indeks Pembanguna Kegemaran Membaca Sulsel tidaklah kalah dari Kalsel, Jogya, Jawa Timur dan DKI Jakarta," ungkapnya.

Baca Juga: Hamaika Project, Desa Karama, dan gerakan literasi di antara hujan dan rindu

BAk menekankan bahwa kalau ada yang selalu menempatkan posisi Sulsel masih tertinggal dari provinsi lain dari aspek literasi membaca dan literasi digital tidaklah benar.

Dari perspektif budaya literasi digital, posisi Sulsel memiliki peringkat tertinggi dari seluruh Indonesia dari aspek melek literasi digital.

Misalnya kata BAK, indeks literasi digital Sulsel dalam pemakaian Whatssap 97, 1 persen.

Sementara pemakaian FB 92,8 persen dan Youtube 77, 4 persen.Artinya, indeks literasi digital Sulsel tinggi terutama kemampuan memanfaatkan Platform Digital.

Baca Juga: Sabtu Produktif oleh Literasi Satu Atap kali ini diserbu anak-anak di Balombessi

Internet, urai BAK, sebagai kumpulan komunitas diperlukan aturan dan etika dalam berinternet terutama memanfaatkan fasilitas Platform Digital lebih cerdas dan terhormat.

Karena itu, diperlukan kecakapan literasi baca dan tulis sebagai pondasi dasar dalam memanfaatkan literasi digital agar tidak terjebab memanfaatkan melakukan provokasi, menyinggung SARA dan merugikan orang lain.

"Budaya Netiket sangat penting dibangun terus menerus agar bisa memperlakukan orang lain lebih baik seperti memperlakukan diri sendiri," ungkapnya.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah