Network
Lahir di Padang, Sumatra Barat, pada 10 Desember 1954, kehidupannya hampir selama tujuh dekade menjadi bukti nyata dedikasi dan cinta pada tanah air.
Baca Juga: Harry, mantan prajurit AS Pro Palestina yang memilih untuk menikmati masa pensiun di Indonesia
Cermin bagi aktivis muda
Meski sempat didera kanker pankreas, semangatnya tak pernah pudar. Rizal Ramli, dengan berbagai diskusi dan posko yang didirikannya, selalu menjadi pusat perhatian dan diskusi. Dari Tebet hingga Harmoni, jejak-jejak pemikirannya masih terasa.
Rizal Ramli meninggalkan keluarga; Herawati Moelyono, Atijani (Liu Siaw Fung) dan anak-anaknya, Dhitta Puti Saraswati, Dipo Satrio Ramli, dan Daisy Oriana Ramli. Kisah hidupnya tak hanya tentang perjuangan politik, tapi juga tentang kehangatan sebuah keluarga yang ia bangun.
Sosoknya mungkin telah pergi, namun warisan dan semangatnya tetap hidup. Perjuangan Rizal Ramli adalah cermin bagi banyak aktivis muda, sebuah bukti bahwa dedikasi dan cinta pada negeri ini tak pernah sia-sia.
Dalam suka dan duka, dalam kesehatan dan penyakit, hingga akhir hayatnya, ia adalah simbol perjuangan yang akan terus menginspirasi generasi penerus bangsa. Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya, namun kiprah dan pengabdian Rizal Ramli akan selalu menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa ini.***
