WartaBulukumba - Tragedi Kanjuruhan! Beberapa aparat polisi terlihat memukuli sejumlah suporter hingga jatuh terkapar di atas rumput Stadion Kanjuruhan.
Insiden itu terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh Imam Masjid New York, Dr Shamsi Ali.
Imam asal Bulukumba, Sulsel itu mempertanyakan ihwal sejumlah oknum polisi yang justru terlihat memukuli suporter dalam kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang pecah pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Baca Juga: Kanjuruhan tragedy in Indonesia: 127 supporters killed, two of them police
"Kalau anda lihat di video ini kok Polisi justeru nampaknya ikut memukuli? Jangan-Jangan yang dipukul itu salah seorang yang meninggal…." kicau Shamsi Ali melalui akun Twitter-nya @shamsiali1, seperti dikutip WartaBulukumba.com pada Ahad, 2 Oktober 2022.
Tragedi Kanjuruhan telah menyentak publik bahkan hingga dunia internasional.
Tragedi Kanjuruhan di jagat sepak bola Indonesia membuat kompetisi BRI Liga 1 itu akhirnya 'dibekukan', baik oleh pihak pemerintah Indonesia maupun FIFA.
Baca Juga: Update tragedi kerusuhan suporter Liga 1 BRI, dua anggota polisi tewas
Kerusuhan suporter yang pecah di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga derby yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya mengakibatkan127 orang suporter tewas dan 180 lainnya harus dirawat di rumah sakit.
"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, dilansir dari PMJ News pada Ahad, 2 Oktober 2022.
Nico menjelaskan, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Baca Juga: Update tragedi Liga 1 BRI di Stadion Kanjuruhan, polisi sibak penyebab tewasnya 127 suporter
Nico menambahkan, hingga saat ini setidaknya terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Selain korban meninggal, 13 unit kendaraan juga dirusak termasuk 10 di antaranya milik Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tuturnya.***