Resep kue nona manis ala dapur Bulukumba: Siapa yang tahan godaannya?

- 16 Januari 2024, 18:20 WIB
Kue nona manis
Kue nona manis /Tangkapan layar Instagram.com/@reseo.bakingcooking

1/4 sdt garam

Baca Juga: Resep kue dadar vla durian ala emak-emak Bulukumba

Bahan A - suatu simfoni dari santan, endapan jus pandan, gula pasir, maizena, dan sejumput garam. Seperti seorang maestro, kita mengaduknya dengan penuh kelembutan, memastikan setiap butir tercampur sempurna, menghasilkan adonan pandan yang halus dan lembut.

Kemudian, kita berpindah ke Bahan B. Di sini, gula dan telur bersatu dalam tarian mixer, berputar dan mengembang, menciptakan sebuah balet udara dan manis. Terigu bergabung, diikuti oleh santan, semuanya berdansa dalam harmoni sempurna. Bahan A kemudian dengan hati-hati dicampurkan ke dalam adonan ini, membawa warna hijau dan aroma pandan yang memikat.

Sementara itu, Bahan C menunggu, sebuah kombinasi santan kental, gula pasir, terigu, dan garam, mewakili kepolosan dan kesederhanaan. Dicampur dan dimasak dengan lembut, adonan putih ini menceritakan kisahnya sendiri, lembut dan menenangkan.

Cara membuat

Di dapur yang sudah dipenuhi aroma menggoda, kita memulai langkah selanjutnya. Pengukusan dimulai, menghangatkan ruangan dengan uap yang menari. Kita mengambil adonan putih, yang sekarang sudah siap, dan memasukkannya ke dalam botol, siap untuk menyempurnakan karya kita.

Cetakan kue talam sudah menanti, oleskan minyak goreng tipis-tipis, seperti melukis kanvas. Adonan pandan, kini menjadi bintang utama, dituang dengan penuh perasaan ke dalam cetakan. Lalu, dengan gerakan yang penuh kehati-hatian, adonan putih ditambahkan, menciptakan lapisan yang sempurna.

Sajian kue nona manis kini siap untuk diukus. Dengan api sedang, kue ini perlahan mengembang, mengunci aroma dan rasa dalam setiap lapisannya. Selama 10-12 menit, kita menunggu dengan penuh antisipasi, membayangkan keajaiban yang sedang terjadi di dalam pengukus.

Akhirnya, saatnya tiba, kue nona manis, dengan lapisan hijau pandan yang lembut dan lapisan putih yang halus, siap disajikan. Setiap gigitan adalah perayaan rasa, sebuah perjalanan melalui tradisi dan inovasi, menangkap esensi dari keindahan kuliner.

Resep ini bukan hanya tentang membuat kue, tapi juga tentang merayakan seni memasak, menghargai setiap detail dan bahan, mengubahnya menjadi sebuah mahakarya yang dapat dinikmati dan dibagi.***(Israwaty Samad)

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah