WartaBulukumba - Menemui Bulukumba adalah juga menemui ruang etalase kuliner tradisional yang selalu menggugah selera dan ngangenin.
Kue tradisional asli Bulukumba ini memiliki nama yang unik, uhu uhu. Kue uhu-uhu berasal dari salah satu kecamatan di Kabupaten Bulukumba, yaitu Kecamatan Bontotiro.
Camilan yang enak, manis, dan renyah ini terbuat dari adonan tepung yang kemudian dibentuk menyerupai jaring laba laba. Setelah dibentuk lalu dibaluri gula aren terlebih dahulu sebelum digoreng.
Baca Juga: Inilah salah satu menu 'wajib' di Bulukumba saat berbuka puasa! Yuk intip resep asli es pisang ijo
5. Jagung marning
Camilan khas jagung marning merupakan salah satu oleh-oleh yang kerap diburu oleh para wisatawan.
Konon, asal mula penamaan nama kuliner ini berasal dari nama penciptanya, seorang perempuan bernama Marning.
Rasa jagung marning sangat gurih dan enak dengan harganya yang terjangkau membuat Anda bisa membelinya dalam jumlah yang banyak.
Jagung marning merupakan jagung yang digoreng dan sebelumnya dilumuri dengan menggunakan bumbu khusus.
Jika Anda sedang berada di Bulukumba, maka Anda bisa menemukan dua varian rasa yang tersedia. Ada rasa pedas hingga manis.
6. Bale tapa
Juku tapa atau bale tapa alias ikan asap merupakan salah satu kuliner dari ikan tuna maupun ikan cakalang. Ikan yang telah dipilih dicuci hingga bersih. Kemudian, diiris dan dibagi menjadi beberapa potongan.
Cara memotongnya yang diiris atau dalam bahasa Bugis Bulukumba yaitu 'dikarra', menjadikan kuliner disebut juku karra. Setelah dipotong, kemudian daging tersebut ditusuk dengan dan dibakar diatas tungku. Proses pembuatan yang diasap inilah sehingga beberapa orang menyebutnya 'ditapa' atau diasap.
Proses pengasapan membutuhkan waktu yang lama hingga ikan berubah warna menjadi cokelat muda.
Setelah matang, maka kuliner satu ini bisa disantap dengan menggunakan cuka tradisional maupun jeruk nipis.
7. Kue dumpi eja
Kue dumpi eja merupakan kue tradisional Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba.
Teksturnya lembut dan kenyal. Rasanya manis. Diolah dari tepung beras gula aren. Cita rasa kue ini begitu nikmat jika dicicipi dalam keadaan masih hangat atau baru saja diangkat dari wajan.
Pembuatan dumpi eja selalu dilakukan secara beramai-ramai dan dalam kegiatan tertentu, misalnya untuk kegiatan pernikahan atau acara-acara tradisional khas Suku Kajang.
Lantaran hanya disajikan untuk kegiatan tradisional, dumpi eja ini menjadi salah satu makanan yang disakralkan.***