Beberapa penyebab kematian Ibu hamil dan melahirkan

25 Februari 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi ibu melahirkan. /Pixabay/Sanjasy/

 

WartaBulukumba - Untuk menurunkan risiko kematian ibu saat hamil, sebisa mungkin lakukan pemeriksaan dan kontrol kehamilan secara rutin ke dokter.

Bukan hanya itu, terapkan pola hidup yang sehat, baik sebelum hamil, selama hamil, maupun setelah melahirkan.

Beberapa penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan yang perlu diketahui, dikutip WartaBulukumba,com dari Alodokter  berikut penjelasannya.

Baca Juga: Kenali manfaat konsumsi ikan tuna selama kehamilan

Perdarahan post partum (PPH)

Perdarahan post partum atau perdarahan setelah persalinan di negara maju adalah penyebab kematian ibu paling umum.

Perdarahan setelah melahirkan ini biasanya dapat terjadi dalam kurun waktu sehari atau dalam hitungan minggu setelah persalinan.

Perdarahan post partum ditandai dengan keluarnya darah dari vagina secara terus-menerus. Bila dibiarkan, perdarahan setelah persalinan akan menyebabkan syok dan kegagalan fungsi organ.

Baca Juga: Bagaimana cara mengatur jarak kehamilan yang dibolehkan? Simak penjelasan Buya Yahya

Perdarahan setelah melahirkan bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya, otot rahim yang tidak berkontraksi atau atonia uteri.

Selain itu, luka jalan lahir, seperti sayatan pada perineum akibat tindakan episotomi, sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam rahim atau retensi plasenta. Juga kelainan pada proses pembekuan darah dan karena rahim pecah atau ruptur uteri.

Preeklamsia dan eklamsia

Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan eklamsia, juga bisa meningkatkan risiko kematian saat hamil.

Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, ditemukannya protein dalam urine, dan pada tingkat lanjut, akan terjadi kerusakan organ.

Ketika preeklampsia tidak mendapatkan penanganan yang tepat, akan terjadi eklampsia yang merupakan preeklamsia yang disertai kejang. Kondisi ini berbahaya dan perlu segera ditangani.

Baca Juga: 5 tips menjalani kehamilan sehat di usia tua

Risiko terjadinya preeklamsia lebih tinggi pada wanita yang baru pertama kali hamil, ibu hamil berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.

Selain itu, mengalami kelebihan berat badan, penyakit ginjal, atau diabetes, memiliki riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, atau hamil bayi kembar.

Riwayat penyakit tertentu

Penyakit yang dialami sebelum dan selama hamil juga bisa meningkatkan risiko kematian ibu saat hamil. Apalagi jika kondisi tersebut tidak mendapat penanganan yang baik.

Baca Juga: Hindari terlalu kurus saat hamil, jika tidak ingin mengalami risiko komplikasi kehamilan

Penyakit yang dimaksud antara lain adalah penyakit ginjal, kanker, jantung, tuberkulosis, malaria, dan HIV AIDS.

Sepsis

Sepsis yang terjadi saat hamil maupun setelah melahirkan dapat menyebabkan kematian ibu. Hal ini karena sepsis yang tidak ditangani dengan tepat akan berlanjut menjadi syok sepsis.

Ketika mengalami syok sepsis organ ginjal, hati, dan paru-paru bisa mengalami kerusakan dengan cepat.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: Alo Dokter

Tags

Terkini

Terpopuler