Inilah persamaan Mother's Day di Amerika Serikat dengan Hari Ibu di Indonesia

- 13 Mei 2023, 16:46 WIB
Ilustrasi Hari Ibu atau Mother's Day -
Ilustrasi Hari Ibu atau Mother's Day - /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Amerika Serikat pernah mengalami hari-hari kelam dan buruk saat didera perang sipil. Negara itu nyaris jatuh ke jurang perpecahan dan ancur secara sosial dan kultural pada abad ke 19.

Secara substansif, Mothers Day di Amerika Serikat memiliki beberapa persamaan dengan Hari Ibu di Indonesia.

Mothers Day 14 Mei yang berlatar situasi gejolak di Barat di zaman perang sipil dengan Hari Ibu di Indonesia 22 Desember yang dilatari masa kolonial sama-sama membawa spirit perjuangan dan mengangkat peran dan perlindungan hak-hak perempuan, terkhusus kaum ibu.

Baca Juga: Menyingkap sejarah Mother's Day 14 Mei di Amerika Serikat, ini bedanya dengan Hari Ibu di Indonesia

Perbendaannya terletak pada  peristiwa dan situasi yang dialami kedua negeri yang berbeda ini.

Amerika Serikat membutuhkan rekonsiliasi akibat perang sipil. Sedangkan Indonesia membutuhkan persatuan untuk perjuangan kemerdekaan melepaskan diri dari penjajahan.

Mother's Peace Day

Pada tahun 1870, Julia Ward Howe menulis "Mothers Day Proclamation," beripa sebuah seruan ukepada para ibu untuk bersatu dalam mempromosikan perdamaian dunia.

Baca Juga: Hari anti-Islamophobia 15 Maret, Imam Shamsi Ali: 'Itu hanya resolusi PBB yang tidak mengikat'

Pada tahun 1873, Howe berkampanye untuk "Mother's Peace Day" yang diusulkan dirayakan saban tanggal 2 Juni.

Pelopor Mother's Day awal lainnya termasuk Juliet Calhoun Blakely, seorang aktivis pengendalian alkohol yang menginspirasi Mothers Day lokal di Albion, Michigan pada tahun 1870-an.

Sedangkan duo Mary Towles Sasseen dan Frank Hering, keduanya bekerja untuk mengorganisir Mother's Day pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Beberapa bahkan menyebut Hering sebagai "bapak Mothers Day."

Baca Juga: Hari Hak Asasi Manusia 10 Desember, tepat 75 tahun PBB adopsi UDHR yang paling banyak diterjemahkan di dunia

Di belahan dunia manapun, sosok ibu selalu disematkan dalam narasi kisah-kisah pengorbanan tak terperikan. 

Kaum perempuan yang menjadi ibu akanselalu sanggup melawan lapar, kelelahan, dan ketidaknyamanan demi kebahagiaan buah hatinya. Ia berjuang tanpa kenal lelah, berikan seluruh waktu dan tenaganya untuk melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Mereka kaum wanita yang bisa menangis di balik senyumnya, menghadapi kesulitan dan kesedihan, mengatasi semua tantangan yang datang dengan kekuatan tak terbayangkan.

Baca Juga: Hari Ayah Sedunia atau Fathers Day, ini perbedaannya dengan Hari Ayah Nasional

Bahkan ketika anak-anak telah tumbuh dewasa dan menjalani hidupnya sendiri, cinta dan pengorbanannya tetap melekat di hati mereka. Pengorbanan seorang ibu adalah doa yang tiada henti, senyuman yang tiada lekang, dan kasih yang tiada batas.

Mengutip History.com, Hari Ibu atau Mothers Day digagas oleh Anna Jarvis pada tahun 1908 dan menjadi hari libur resmi AS pada tahun 1914.

Jarvis kemudian menolak komersialisasi hari libur tersebut dan menghabiskan sisa hidupnya untuk mencoba menghapusnya dari kalender.

Baca Juga: Sejarah Hari Bahasa Isyarat Internasional 23 September

Meskipun tanggal dan perayaan bervariasi, Hari Ibu tradisional melibatkan memberikan ibu bunga, kartu, dan hadiah lainnya.

Sebelum Perang Sipil terjadi, Ann Reeves Jarvis dari Virginia Barat membantu memulai "Mothers' Day Work Clubs" untuk mengajari para wanita setempat cara merawat anak-anak mereka dengan baik.

Kelompok-kelompok ini kemudian menjadi kekuatan penyatuan di sebuah wilayah negara yang masih terpecah belah karena perang sipil.

Pada tahun 1868, Jarvis mengorganisir "Mothers' Friendship Day," di mana para ibu berkumpul dengan mantan tentara Union dan Konfederasi untuk mempromosikan rekonsiliasi.

Baca Juga: Hari Jomblo Sedunia 11 November: Sejarah, cara merayakan dan makna indah di baliknya

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Para perempuan yang bersemangat dan memiliki cita-cita kemerdekaan di Indonesia mengagas dan menggelar sebuah kongres yang sangat terkenal dalam tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Hari Ibu di Indonesia dimulai dari pertemuan para pejuang wanita pada kongres perempuan tahun 1928. Kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Para tokoh perempuan dalam kongres tersebut merumuskan visi dan misi dalam memajukan perempuan di Indonesia. Kongres tersebut akhirnya membentuk Kongres Perempuan yang saat ini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Baca Juga: Hari Kosmonotika 12 April: Kosmonot Rusia Yuri Gagarin manusia pertama ke luar angkasa

Pada akhir tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1959 yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia.

Sejak saat itu, setiap tahunnya pada tanggal tersebut, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Ibu untuk menghormati dan mengapresiasi peran serta jasa para ibu dalam membentuk karakter dan masa depan bangsa.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah