Setelah Belanda, Jerman juga bakal memasok bantuan senjata ke Ukraina

- 27 Februari 2022, 09:00 WIB
Prajurit Ukraina berlindung saat sirene serangan udara berbunyi, di dekat sebuah gedung apartemen yang rusak akibat penembakan baru-baru ini di Kyiv, Ukraina
Prajurit Ukraina berlindung saat sirene serangan udara berbunyi, di dekat sebuah gedung apartemen yang rusak akibat penembakan baru-baru ini di Kyiv, Ukraina /Reuters/

WartaBulukumba - Ukraina terus bertahan sambil menunggu bantuan senjata pertahanan militer dari berbagai penjuru, salah satunya pasokan dari Berlin. 

Sebelumnya pada hari Sabtu, pemerintah Belanda mengatakan dalam sebuah surat kepada parlemen bahwa mereka akan memasok 200 roket pertahanan udara ke Ukraina secepat mungkin. 

Jerman akan memasok Ukraina dengan senjata anti tank defensif, rudal permukaan-ke-udara dan amunisi, kata pemerintah pada hari Sabtu, dalam perubahan kebijakan ketika pasukan Rusia terus menggempur Kyiv dan kota-kota lain pada hari ketiga kampanyenya.

Baca Juga: Kota Kyiv masih di tangan Ukraina, pasukan Rusia menggempur di hari ketiga invasi penuh

Setelah menghadapi kritik karena menolak mengirim senjata ke Kyiv, tidak seperti sekutu Barat lainnya, Kanselir Olaf Scholz mengatakan Berlin akan memasok Ukraina dengan 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal permukaan-ke-udara Stinger dari saham Bundeswehr.

"Invasi Rusia ke Ukraina menandai titik balik. Adalah tugas kami untuk melakukan yang terbaik untuk mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri melawan tentara invasi Putin," kata Scholz di Twitter.

Berlin juga menyetujui pengiriman 400 RPG dari Belanda dan permintaan Estonia untuk meneruskan howitzer GDR lama ke Ukraina. Finlandia telah membeli howitzer di tahun 90-an setelah runtuhnya tembok Berlin, dan kemudian menjualnya kembali ke Estonia.

Baca Juga: Giliran Meta 'serang' Rusia, tidak boleh menjalankan iklan dan monetisasi di platform

Jerman memiliki kebijakan lama untuk tidak mengekspor senjata ke zona perang, sebagian berakar pada sejarah abad ke-20 yang berdarah dan menghasilkan pasifisme. Negara-negara yang ingin meneruskan ekspor senjata Jerman perlu mengajukan permohonan persetujuan di Berlin terlebih dahulu.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah