Singapura berdamai dengan Covid-19, karantina wisatawan dan pengumuman data kasus harian dihilangkan

- 28 Juni 2021, 18:09 WIB
Singapura tengah bersiap menghadapi kehidupan normal dengan pandemi Covid-19. Virus corona akan dianggap sebagai endemik seperti influlenza.
Singapura tengah bersiap menghadapi kehidupan normal dengan pandemi Covid-19. Virus corona akan dianggap sebagai endemik seperti influlenza. /PIXABAY/Cegoh

WartaBulukumba - Negara kecil namun dengan ekonomi kuat ini memilih berdamai dengan Covid-19. Sebuah langkah radikal.

Karantina akan dihilangkan bagi wisatawan. Tidak perlu isolasi. Lebih jauh lagi, Singapura juga berencana untuk tidak lagi mengumumkan jumlah kasus harian.

Maka di sana tak ada 'perang' terbuka. Kekuatan milik Singapura terletak pada kokohnya tatanan ekonomi termasuk ekonomi digital.

Baca Juga: Mayat perempuan yang ditemukan di pesisir pantai Bantaeng, ini identitasnya

Teranyar, Singapura dan Inggris meneguhkan negosiasi perjanjian ekonomi digital. Perjanjian Ekonomi Digital Inggris-Singapura (UKSDEA) akan menjadi perjanjian pertama antara negara Asia dan Eropa.

“UKSDEA berupaya memfasilitasi perdagangan digital dan membuka peluang baru di Singapura, Inggris, dan kawasan kita masing-masing dengan mempermudah bisnis secara digital,” kata Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura dalam pernyataannya, dikutip dari Strait Times, Senin, 28 Juni 2021.

Perjanjian ini memungkinkan aliran data antara Inggris dan Singapura menjadi lebih terpercaya dan memastikan standar tinggi dalam perlindungan data.

Baca Juga: Kelas Jurnalistik ala Kohati-JOIN Bulukumba, 'Menulis, Mengukir Peradaban'

Selain Inggris, Singapura telah menandatangani perjanjian digital serupa dengan Australia, Chili, dan Selandia Baru.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Beda nasib soal pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) ternyata ikut memengaruhi mata uang kedua negara.

Pada Senin pukul 13:12 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.765,57. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,65% di hadapan mata uang Negeri Singa. Dalam sebulan terakhir, pelemahan rupiah mencapai 1,6%.

Baca Juga: Refly Harun sebut Pemerintah dilematis menghadapi Habib Rizieq, ini alasannya

Sepertinya investor mengapresiasi penanganan pandemi virus corona di Singapura. Belum lama ini, pemerintah Singapura sempat menerapkan lockdown untuk mempersempit ruang gerak penularan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. 

Per 25 Juni 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di Singapura adalah 62.493 orang. Bertambah 23 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien baru bertambah 18 orang per hari. Turun dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 21 orang.

Baca Juga: Gempa Yogyakarta hari ini menuai trauma masyarakat pada gempa 2006 silam

"Inilah rencana kami dalam beberapa bulan ke depan, kami sudah punya rencana. Vaksinasi adalah kunci pertama," papar Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong, serta Menteri Kesehatan Singapura On Ye Kung, dalam tajuk yang diterbitkan Straits Times pada bulan Mei 2021.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah