Tentara Myanmar memukul mundur milisi pejuang anti kudeta

- 16 Mei 2021, 13:35 WIB
Ilustrasi militer Myanmar.
Ilustrasi militer Myanmar. /Instagram/@myanmar.tatmadaw/

WartaBulukumba - Tank dan helikopter bergerak sepanjang rute berdarah dan bising di Myanmar.

Di sana belum ada tanda-tanda sebentuk kompromi dan gencatan senjata di antara perekonomian yang lumpuh, jumlah korban tewas warga sipil yang mendekati angka 1000, dan mata dunia yang masih 'menonton'.

Pejuang milisi lokal anti kudeta yang menentang junta Myanmar telah mundur dari kota Mindat di barat laut setelah berhari-hari diserang oleh pasukan tempur yang didukung oleh artileri, kata seorang anggota kelompok itu pada Ahad 16 Mei 2021.

Baca Juga: Netanyahu berjanji tetap gencarkan serangan ke Gaza 'selama diperlukan'

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, Ahad 16 Mei 2021, Amerika Serikat dan Inggris meminta tentara Myanmar untuk menghindari korban sipil dan Pemerintah Persatuan Nasional bayangan yang dibentuk oleh loyalis pemimpin terpilih Myanmar yang ditahan, Aung San Suu Kyi.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk memberikan komentar.

Pertempuran di kota perbukitan Mindat, sekitar 100 km (60 mil) dari perbatasan India di negara bagian Chin, adalah beberapa yang terberat sejak kudeta itu menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan dengan protes harian, pemogokan, dan kemunculan milisi lokal baru.

Baca Juga: WHO: Jumlah kematian akibat Covid-19 di India mendekati angka 4000

"Untuk menghindari konfrontasi, kami mundur karena khawatir atas kerusakan kota," kata seorang pejuang, menambahkan bahwa hanya wanita dan anak-anak yang tersisa di kota berpenduduk lebih dari 40.000 itu yang sekarang sebagian besar diduduki oleh tentara.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x