Hari ke 105 genosida penjajah 'Israel' di Gaza: Setiap pekan 1 ton bom dijatuhkan Zionis

19 Januari 2024, 20:39 WIB
Asap membumbung menyusul pengeboman Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Januari 2024. /AP Photo/Mohammed Dahman

WartaBulukumba.Com - Di bawah langit Gaza yang terlukis kelabu, di antara reruntuhan yang berbisik luka, senapan AK47 berbicara dalam bahasa timah panas. Di kejauhan, tank-tank Merkava Zionis bergerak sebelum menjadi bangkai besi di front pertempuran. Mereka beratapkan langit yang muram, melindas mimpi yang bertahan di tanah Gaza. Roket-roket TBG meluncur bagaikan naga-naga yang melindungi tanah mereka.

Diwartakan QudsNen pada Jumat, 19 Januari 2024, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, mengecam tindakan penjajah 'Israel', menyatakan bahwa pemboman tanpa henti di Gaza oleh pasukan Israel telah melanggar hukum internasional, menyebabkan kehancuran luas di seluruh lingkungan dan mengakibatkan kematian ribuan warga sipil Palestina yang tidak bersalah.

Berbicara dalam konferensi pers yang diadakan di ibu kota Spanyol, Madrid, Albanese menekankan bahwa 'Israel' telah terlibat dalam berbagai aktivitas yang tidak hanya sangat ilegal tetapi juga melanggar hukum internasional. Dia menekankan pentingnya menghormati hukum kemanusiaan internasional, terutama dalam melindungi non-kombatan, sipil, tawanan perang, serta orang sakit dan terluka.

Baca Juga: Warga 'Israel' sendiri mengaku jijik pada pemerintahan Netanyahu terkait genosida

Zionis tidak bisa membedakan kombatan dengan sipil

Albanese menjelaskan tentang pentingnya membedakan antara kombatan dan sipil, bersikeras bahwa serangan militer harus proporsional untuk mencegah kerugian yang tidak semestinya terhadap sipil.

Namun, ia menunjukkan bahwa Israel telah melakukan pemboman intens selama lebih dari 100 hari, menjatuhkan sekitar 6.000 bom satu ton setiap minggu selama dua minggu awal konflik, khususnya menargetkan daerah yang padat penduduk.

Menyoroti situasi yang mengerikan, dia mencatat, “Sebagian besar rumah sakit telah dinonaktifkan. Jumlah yang signifikan dari mereka, rumah sakit besar, telah ditutup, dibom, atau disita oleh tentara pendudukan. Orang-orang sekarang meninggal tidak hanya karena bom tetapi juga karena kurangnya infrastruktur kesehatan yang memadai untuk mengobati luka mereka.”

Baca Juga: Hari ke 100 perang di Gaza: Pejuang Palestina hancurkan lebih 60 persen kendaraan tempur Zionis

Albanese juga menerangkan jumlah anak-anak yang menjalani amputasi setiap hari, dengan satu atau dua anggota tubuh yang diamputasi. Selama dua bulan pertama konflik, anggota tubuh diamputasi pada seribu anak tanpa anestesi, situasi yang dia gambarkan sebagai mengerikan.

Dia menutup dengan tegas, menyatakan, “Tidak ada yang membenarkan apa yang dilakukan 'Israel'.”

Penting untuk dicatat bahwa pelapor khusus PBB adalah ahli independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan tidak dianggap sebagai karyawan PBB.

Setiap detik di Gaza adalah catatan sejarah, setiap napas adalah cerita tentang keteguhan dan perlawanan. Di tengah kehancuran, mereka bertarung bukan hanya untuk tanah, tapi untuk keadilan yang lama hilang dalam debu.

Baca Juga: Seorang jenderal Zionis menyarankan pemerintahan Netanyahu harus berhenti berbohong

Shalat Jumat di Jalan-Jalan

Sementara itu, di Yerusalem, kisah lain tengah terbentang. Pada Jumat, 19 Januari 2024, suasana yang tegang terasa di udara. Pasukan Israel dengan tegas mencegah jamaah Muslim mencapai Masjid Al Aqsa, situs suci yang menjadi pusat ibadah dan simbol perjuangan. Di jalan-jalan Yerusalem yang diduduki, jamaah Muslim terpaksa melaksanakan salat Jumat, menunjukkan keteguhan iman di tengah tekanan dan pembatasan.

Adegan ini, yang menjadi sorotan internasional, menunjukkan betapa kompleks dan menyakitkan realitas yang dihadapi oleh rakyat Palestina setiap hari. Pembatasan akses ke tempat suci dan tindakan represif oleh pasukan Israel menjadi simbol dari konflik yang lebih dalam, mencerminkan perjuangan atas identitas dan kebebasan beragama.

Pembangunan Kuil Ketiga di bawah Masjid Al Qasa

Sebuah video yang diunggah oleh Quds News Network menambahkan dimensi baru pada aksi genosida Zionis.

Seorang tentara Zionis dengan jelas menyatakan dalam bahasa Inggris bahwa 'Israel' melakukan genosida di Gaza, dengan tujuan untuk membuka jalan bagi pembangunan kuil ketiga di atas reruntuhan Masjid Al Aqsa.

Klaim ini, yang mengejutkan banyak pihak, membawa pertanyaan besar tentang motivasi dan tindakan 'Israel' di wilayah tersebut.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler