Jumlah orang tewas kini 249, demonstran dan Militer Myanmar sama-sama tak ada kata kompromi

- 22 Maret 2021, 05:05 WIB
Gas air mata dilawan demonstran Myanmar dengan batu, Ahad 21 Maret 2021.
Gas air mata dilawan demonstran Myanmar dengan batu, Ahad 21 Maret 2021. /REUTERS

WartaBulukumba - Hari-hari terburuk dan kian mengkhawatirkan di Myanmar lebih dari sekadar mengakhiri 10 tahun reformasi demokrasi tentatif di negara itu.

Di negeri seribu pagoda yang saat ini paling rusuh di dunia oleh kekerasan militer dalam upaya membungkam pengunjuk rasa pro-demokrasi itu tampaknya tidak akan segera bisa menuntaskan persoalan dalam hitungan bulan.

Meskipun jumlah korban tewas meningkat, dengan tambahan dua orang lagi tewas pada aksi di hari Ahad 21 Maret 2021, demonstran di Myanmar justru menunjukkan penentangan yang semakin keras terhadap pemerintahan militer.

Baca Juga: Peretas Swiss membobol Intel dan Nissan

Penyelesaian bagi junta militer adalah senjata dan gas air mata. Di pihak demonstran pun tak pernah ada kata kompromi.

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, seorang pria ditembak mati dan beberapa lainnya luka-luka ketika polisi menembaki kelompok yang mendirikan barikade di pusat kota Monywa, kata seorang dokter di sana ketika kelompok masyarakat mengeluarkan panggilan di Facebook untuk donor darah.

Kemudian, satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika pasukan keamanan menembaki kerumunan di kota kedua Mandalay, portal berita Myanmar Now melaporkan.

Baca Juga: Banyak pemain bintangnya hengkang, PSM siap hadapi tim manapun di Piala Menpora 2021

Setidaknya 249 orang kini telah terbunuh sejak kudeta tersebut, menurut angka dari kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x