Bola JabbaE, rumah tua saksi bisu pembantaian pemuda pejuang di Palampang Bulukumba

- 23 Oktober 2022, 09:51 WIB
Bola Jabbae, rumah saksi sejarah pembantaian pemuda pejuang yang dilakukan tentara Belanda di Palampang. Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Bola Jabbae, rumah saksi sejarah pembantaian pemuda pejuang yang dilakukan tentara Belanda di Palampang. Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. /WartaBulukumba.com/Alfian Nawawi

Baca Juga: Perjalanan karir mantan Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali yang tutup usia di hari ulang tahun ke 66

Peristiwa tersebut telah lama ditelan waktu. Puluhan tahun berlalu namun ternyata peristiwa heroik di masa perang kemerdekaan itu masih tetap terekam kuat dalam kenangan Puang Rosmani, anak perempuan yang menjadi saksi hidup peristiwa tersebut.

Peristiwa itu adalah bukti betapa para pejuang kemerdekaan lebih memilih mati berkalang tanah daripada hidup dijajah kembali.

“Eksekusi tembak mati terhadap para pejuang kemerdekaan dilakukan hampir setiap hari oleh serdadu Belanda,” tutur Puang Rosmani.

Baca Juga: Akkimbolong ri Salassa, sebentuk kearifan lokal Bulukumba di benteng tradisi Dusun Batu Tujua

"Namun peristiwa eksekusi terhadap empat puluhan pemuda itulah yang korbannya paling banyak," lanjutnya.

Puang Rosmani lahir pada masa kolonial Belanda di tahun 1937. Usianya menginjak 76 tahun saat dia diwawancarai oleh penulis pada tahun 2012 silam.

Puang Rosmani meninggal dunia pada tahun 2019. Namun catatan tentang hasil wawancaranya masih tersimpan rapi dalam sebuah file.

Baca Juga: Untuk pertama kali, Kepala Dusun dilantik di cagar budaya Batu Pallantikang, Dusun Batu Tujua

Anaknya enam orang, cucunya berjumlah sembilan orang. Pada masa kecilnya Puang Rosmani pernah tinggal di Bola JabbaE bersama ayahnya, Puang Kanna dan ibunya, Puang Sangke.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x